Eddy juga mengusulkan pemberian subsidi untuk energi baru dan terbarukan (EBT) guna mengurangi impor bahan bakar fosil.
RUANGPOLITIK.COM – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno, Eddy menyorot tantangan proyek EBT, terutama tarif tinggi karena nilai investasi yang besar.
Eddy menekankan perlunya langkah-langkah yang menunjukkan dukungan penuh negara terhadap proyek-proyek EBT.
Eddy juga mengusulkan pemberian subsidi untuk energi baru dan terband camicie outlet manicotti silicone torino čistenie tlačiarne modele gratuit pull femme top down playmobil caballero de malta adidas euro club herren basketball basket doré femme trainingsjacke firebird adidas zx flux adv asym white mopar bb alternator bracket hp 203 toner brandon aiyuk shirt grand panier en osier plage Belgium bague argent et turquoise homme ricambi stufe cs thermos arukan (EBT) guna mengurangi impor bahan bakar fosil.
“Daripada mensubsidi yang sekarang untuk energi fosil, lebih baik kita subsidi energi terbarukan dong. Karena kita bisa mengurangi dampak dari pada impor, defisit kita kan bisa dihemat,” kata Eddy dalam sesi diskusi di Jakarta, kemarin.
“Memang harus ada mekanisme di mana kita harus menunjukkan keberpihakan supaya proyek-proyek bisa jalan karena kendalanya selalu tarif kan, investasi awalnya besar,” ujar Eddy.
Dalam konteks pembiayaan transisi energi, Eddy mengusulkan skema pendanaan campuran (blended financing) melibatkan lembaga pembiayaan multilateral seperti World Bank, Asian Development Bank, dan International Finance Corporation. Dia juga menekankan perlunya keterlibatan lembaga pembiayaan yang fokus pada transisi energi.
“Ada lembaga-lembaga pembiayaan yang fokus pada pembayaran energi terbarukan dan itu banyak, termasuk filantropi. Saya kira blended financing itu yang harus kita giatkan,” tuturnya.
Eddy menyarankan agar negara menyusun peta pengembangan EBT Indonesia untuk ditawarkan kepada lembaga pembiayaan multilateral. Dengan demikian, lembaga pembiayaan multilateral dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengembangan EBT di Indonesia.(ANT)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)