Kadinkes Kota Depok, Mary Liziawaty menyebut PMT ini baru pertama kali diterapkan di Depok, dan kemungkinan masyarakat belum sepenuhnya memahami konsep kudapan. Ia menegaskan bahwa kudapan bukanlah makanan lengkap, melainkan makanan selingan atau camilan.
RUANGPOLITIK.COM – Viralnya kabar ini memicu respons dari Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Depok, Mary Liziawaty yang memberikan klarifikasi.
Menu pemberian makanan tambahan (PMT) program pencegahan stunting Kota Depok menjadi perbincangan di media sosial.
Selain karena kontroversi ukuran porsi yang terlihat minim, penerima PMT hanya mendapatkan dua potong tahu dan otak-otak. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah PMT yang diberikan memang cocok sebagai menu pencegahan stunting.
Kadinkes Kota Depok, Mary Liziawaty menyebut PMT ini baru pertama kali diterapkan di Depok, dan kemungkinan masyarakat belum sepenuhnya memahami konsep kudapan. Ia menegaskan bahwa kudapan bukanlah makanan lengkap, melainkan makanan selingan atau camilan.
“Hanya makanan selingan, kalau bahasanya cemilan. Jadi yang diterima dua tahu kukus, dua otak-otak. Ini jadi ramai karena mungkin persepsi masyarakat PMT adalah makanan lengkap, padahal hanya pelengkap,” ungkap Mary, Jumat (17/11/2023).
PMT lokal diberikan kepada balita yang mengalami permasalahan gizi, dengan tujuan mencegah stunting. Makanan PMT lokal diolah oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sesuai petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan.
“Pemberian PMT lokal ini mengikuti petunjuk teknis dari Kemenkes berupa makanan lokal yang diolah para UMKM. Pemberian PMT lokal dilaksanakan selama 28 hari dengan enam hari kudapan dan satu hari makanan lengkap,” tukas Mary.
Anggaran yang dialokasikan untuk PMT lokal mencapai Rp 4,9 miliar dari total Rp 6,6 miliar yang diterima dari pemerintah pusat.
“Anggaran untuk PMT lokal berasal dari dana insentif daerah, yang sebagian besar diperoleh dari penghargaan insentif fiskal kinerja pengurangan stunting oleh Pemkot Depok dari pemerintah pusat,” ucap Mary.
Ia menegaskan bahwa setiap pemberian kudapan disertai dengan edukasi mengenai makanan sehat untuk balita, dan takaran porsinya tidak boleh dikurangi karena memiliki nilai gizi yang penting.
“Otak-otak yang diberikan bukan otak-otak pinggir jalan. Kita sudah mengingatkan sesuai dari Kemenkes, bahwa setiap pemberian kudapan disertai dengan edukasi makanan sehat balita,” pungkasnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)