RUANGPOLITIK.COM – Penghargaan Ramon Magsaysay yang tertunda dua tahun akibat pandemi akhirnya diselenggarakan. Dalam gelaran tersebut, rumah produksi film dokumenter dari Indonesia, Watchdoc mendapatkan penghargaan bersama dengan empat pemenang lainnya.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Ramon Magsaysay di Manila, Filipina pada Sabtu (11/11/2023). Penyerahan penghargaan bertepatan dengan peringatan 65 tahun Nama Presiden ketujuh negara tersebut.
Sebagai pembuat film dokumenter dengan tema-tema sosial, politik, kemanusiaan, dan lingkungan. Di mana Watchdoc dianggap berkontribusi bagi peradaban dan masyarakat di Asia melalui karya-karya yang berkualitas serta independen dalam mengangkat isu-isu publik.
“Ditengah informasi yang serba instan, bahkan merebaknya hoaks, Watchdoc mengkombinasikan film dokumenter, jurnalisme investigatif, dan mendistribusikannya melalui platform digital dan nonton bersama,” ujar Susan Afan, Presiden Yayasan Ramon Magsaysay Award, melalui keterangan tertulisnya.
Rumah produksi yang didirikan jurnalis Dandhy Laksono dan Andy Panca pada 2009 lalu ini juga diabggap konsisten mengangkat isu-isu yang diabaikan media-media arus utama. Karena itu, panitia penghargaan Ramon Magsaysay memasukkan Watchdoc dalam kategori ‘Emergenteadership’.
Di mana kategori ini untuk pertama kalinya diterima sebuah organisasi buka. Perorangan.
“Yang membanggakan bagi kami adalah penghargaan ini sebagai pengakuan kerja-kerja kolektif. Bukan pencapaian individual,” kata Dandy Laksono.
Selain Watchdoc, penghargaan Ramon Magsaysay 2021 juga diberikan kepada Roberto Ballon (nelayan Filipina), Firdausi Qadri (dokter Bangladesh), Steven Muncy (aktivis kemanusiaan Asia), dan M Amjad Saqib (ekonom Pakistan).
Sedangkan penghargaan Ramon Magsaysay 2023 diberikan kepada Korvi Rakshand (aktivis pendidikan asal Bangladesh), Eugenio Lemos (petani dari Timor Leste), Miriam Coronel-Ferrer (profesor dari Filipina), dan Ravi Kannan (dokter dari India).
Editor: M. R. Oktavia
(Rupol)