Paus meminta serangan senjata dihentikan. “Pahami bahwa terorisme dan perang tidak menghasilkan solusi apa pun, tetapi hanya menyebabkan kematian banyak orang yang tidak bersalah. Perang adalah sebuah kekalahan, selalu merupakan kekalahan.
RUANGPOLITIK.COM – Pemimpin Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus ikut prihatin terhadap konflik antara Hamas dan Israel. Menurut Paus, perang adalah kekalahan, selalu merupakan kekalahan.
Paus Fransiskus terus mengikuti konflik tersebut. Dia begitu khawatir. “Saya mengikuti dengan penuh kekhawatiran dan rasa sakit apa yang terjadi di Israel, di mana kekerasan telah meledak dengan lebih dahsyat, menyebabkan ratusan kematian dan cedera,” kata Paus, seperti diungkapkan pejabat Vatikan asal Indonesia, padre Marco Solo, dalam keterangannya, Kamis (12/10/2023).
Paus meminta serangan senjata dihentikan. “Pahami bahwa terorisme dan perang tidak menghasilkan solusi apa pun, tetapi hanya menyebabkan kematian banyak orang yang tidak bersalah. Perang adalah sebuah kekalahan, selalu merupakan kekalahan. Mari kita berdoa untuk perdamaian di Israel dan Palestina,” kata Paus, saat doa angelus pada Minggu (8/10/2023).
Pesan tersebut dilanjutkan Pemimpin Gereja Katolik Sedunia itu pada audiensi umum, Rabu (11/10/2023).
“Adalah hak bagi mereka yang diserang terlebih dahulu untuk membela diri, tetapi saya sangat khawatir dengan pengepungan total yang dialami warga Palestina di Gaza, terdapat banyak korban tak berdosa,“ ujarnya.
Paus terus mengikuti dengan rasa sakit dan ketakutan atass perang Israel dan Hamas.
“Banyak orang terbunuh dan terluka. Saya berdoa bagi keluarga-keluarga yang telah melihat hari perayaan diubah menjadi hari berkabung. Saya mohon agar para tawanan segera dibebaskan,” katanya.
Menurut Paus Fransiskus, terorisme dan ekstremisme tidak membantu mencapai solusi terhadap konflik antara Israel dan Palestina, tetapi mengobarkan kebencian, kekerasan, balas dendam dan hanya membuat salah satu pihak menderita.
Paus Fransiskus pun menyerukan perdamaian bagi negeri yang tersiksa. “Timur Tengah tidak membutuhkan perang, tetapi perdamaian, yaitu perdamaian yang dibangun di atas keadilan, dialog dan keberanian persaudaraan,” kata Pemimpin Gereja Katolik Sedunia asal Argentina ini.
Menurut Sri Paus, akar dari sebuah konflik adalah rasa tidak berterima kasih dan pikiran serakah. Rasa tidak berterima kasih akan memicu keserakahan. Di samping itu, rasa tidak berterima kasih juga menghasilkan kekerasan. “Di lain pihak, sebuah ucapan terima kasih yang sederhana saja dapat membawa kedamaian!” katanya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)