RUANGPOLITIK.COM-Saat Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024 mendatang, Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa organisasinya tidak akan terafiliasi dengan partai apapun di Pemilu 2024 mendatang.
Menurutnya, Muslimat NU hanya membangun politik kebangsaan yang berorientasi pada penegakan konsensus bangsa.
“Jadi muslimat ini politiknya kebangsaan, tidak terafiliasi ke salah satu partai,” kata Kofifah usai menghadiri pelantikan dan rakerwil Muslimat NU Aceh, di Gedung Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Sabtu (8/7/2023).
Hanya saja, lanjutnya, secara personal mereka bisa mengekspresikan dengan cara membangun demokrasi politik yang substantif. “Mereka boleh mengekspresikan (pilihan) mereka sebagai warga bangsa membangun demokrasi politik secara substantif dan kualitatif,” ujarnya.
Muslimat NU merupakan salah satu dari empat organisasi perempuan yang ada di NU. Organisasi pertama adalah IPPNU atau Ikatan Pelajar Putri NU yang kebanyakan anggotanya adalah para pelajar sekolah menengah pertama (SMP) dan SMA, kemudian kedua KOPRI atau Korp Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri.
Ketiga ada Fatayat NU yang anggotanya merupakan perempuan NU pasca-mahasiswa dan kebanyakan dari mereka belum berusia 40 tahun, sementara Muslimat NU berisikan perempuan yang usianya di atas 40 tahun.
Khofifah Indar Parawansa sendiri termasuk tokoh yang masuk dalam survei internal PDIP jelang Pilpres 2024.
Namun dia enggan mengomentari soal namanya dimasukkan dalam survei tersebut dan dikaitkan dengan bacawapres pendamping Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDIP.
EDITOR: Adi Kurniawan
(RuPol)