Akan tetapi, terkait dengan permintaan banyak netizen untuk menutup tempat usahanya, Stephanie menekankan hal itu tidak bisa dilakukan. Pasalnya, banyak keluarga yang menggantungkan harapannya pada pekerjaan di sana.
RUANGPOLITIK.COM —Pihak restoran Mamma Rosy memberikan permintaan maaf melalui unggahan video di Instagram. Stephanie sebagai pemilik resto mengakui pihaknya membuat kesalahan besar dengan salah memberikan pesanan daging sapi menjadi daging babi.
“Saya memohon maaf atas nama saya, keluarga staf Mama Rosy untuk masalah kemarin kita. Hari ini kita dapat banyak pesan di sosial media, orang mau kita kembali ke rumah kita, kita harus dideportasi, kita harus tutup restoran, kita harus bangkrut,” katanya.
Dia pun kembali meminta maaf kepada netizen yang menjadi ‘korban’ kesalahan pegawainya. Dia juga menegaskan, bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi.
Akan tetapi, terkait dengan permintaan banyak netizen untuk menutup tempat usahanya, Stephanie menekankan hal itu tidak bisa dilakukan. Pasalnya, banyak keluarga yang menggantungkan harapannya pada pekerjaan di sana.
“Kita sudah mengembalikan bill sepenuhnya, kita sudah minta maaf, kita kasih SP1 untuk staf yang membuat masalah, kita sudah bicara dengan ibu (korban). Kita juga akan cari solusi tapi kita tidak bisa kembali ke kemarin, jadi saya ingin meminta maaf,” ucap Stephanie.
“Jadi kami mohon berhenti menyerang keluarga yang kemarin, berhenti menyerang kami, berikan kami solusi yang lebih jelas. Kami terbuka terhadap segala masukan,” ujarnya menambahkan.
Kronologi Kejadian
Seorang netizen curhat menerima pesanan yang salah di salah satu restoran di Jakarta. Bahkan, kesalahan pihak restoran terbilang fatal, karena menyajikan makanan yang harap bagi seorang muslim.
Cerita netizen tersebut beredar di media sosial Twitter. Dalam unggahannya, dia bercerita bahwa restoran tempatnya makan salah memberikan menu pesanan yang seharusnya daging sapi.
“Luar biasa @mammarosy_jkt saya muslim, pesen beef dikasih pork. Baru tahu setelah selesai makan dan lihat bill. Pas komplain, waitress-nya bilang ‘tapi harganya sama kok bu’ WTF! Minta ngomong sama manager-nya tapi gak dikasih,” tuturnya.
Setelah itu, pelayan mengatakan akan mencoba menghubungi Ibu Stephanie, tetapi tidak disebutkan jabatannya apa. Begitu selesai, mereka mengklaim hanya diperintahkan untuk memberikan dessert gratis sebagai kompensasi.
“Pastinya gak saya terima dan langsung pergi dari situ. Luar biasa Mama Rossy, kok gak ada respect sama sekali ke agama orang ya,” ucapnya.
Setelah cerita itu viral, pihak restoran Mamma Rosy pun buka suara. Mereka mengunggah bill atau tagihan milik netizen tersebut. Terlihat ada beberapa menu yang mengandung alkohol juga ikut dipesan, dengan total tagihan Rp2,6 juta.
Akan tetapi, netizen itu menegaskan bahwa pihak yang memesan alkohol dan daging babi merupakan temannya. Dia dan anaknya sama sekali tidak memesan dan ikut mengonsumsi menu tersebut.
Setelah menerima permintaan maaf dan pengembalian dana, netizen tersebut pun berharap kejadian serupa tidak terulang. Namun, dia menegaskan tidak akan menghapus review yang sudah ditulis di Google.
Tanggapan Warganet
Melihat apa yang terjadi, netizen justru merasa heran dengan sikap ‘korban’. Pasalnya, dia tetap memilih makan di tempat itu meski tahu restoran yang dituju menjual babi.
“Mbaknya bilang dia makan rame-rame dengan teman-teman non muslim. Jadi dia gak minum alkohol dan gak pesan babi, tapi dari sisi syariah, sebenarnya makanan dari resto non halal itu sudah kecampur sih. Kalau aku jadi dia, mungkin pesan minum saja,” kata akun @oc**nflye**.
“Peraturan halal ini ketat banget loh. Bahkan resto yang udah memisahkan dapur dan storage halal dan non halal tetep labelnya cuma bisa mentok muslim friendly. Apalagi yang dapurnya jadi satu. Ini pengalaman dari organize halal tourism,” ujar akun @in**ambe**.
“Wait a minute! Really? Ngomongin orang gak respect sama agama orang, tapi gak kritis sama peraturan agama sendiri? Itu tu salah mba nya sendiri meski dikasi daging sapi beneran tapi di restonya ada jual pork, tetep aja ga bisa,” ucap akun @fi*damy**.
“Lah bener juga, kalau emang bener-bener mau terhindar dari haram ya, misal tempat makan menjual b2 baiknya dihindari/cari tempat makan lain takutnya alat masak/piring, wajan, sendok di gabung,” tutur akun @Hayo***paAku***.
“Tempat makan yang ‘katanya’ alat makan dan alat masaknya sudah dipisah antara beef dan pork aja gue masih sulit percaya, trust issue mau bawa keluarga gue wkwkwkkw Apa susahnya sih nolak kalau diajak kumpul di tempat yang menurutmu haram, setidaknya minta ganti lokasi,” tutur akun @Ar*_emi**.
“Kalau strict-nya sampe level complain di socmed gini dan merasa agamanya dinodai banget, mending cari resto yang halal-halal ajasi. kita punya privilege tinggal di negara mayoritas bukan minoritas,” ucap akun @mil**nia**.
“Terlepas dari makan berrame bareng temen nonis dan yang dari awal concern soal halal kenapa dilanjutin? Common sense-nya dipake dong wkwk. Waiters-nya aneh, mbak nya aneh, temennya juga aneh,” kata akun @blwn**andeli**.
“Kalau loe udah Tau lo muslim ngapain so-soan dateng ke resto yang mau didatangi menjual menu pork dan alkohol sebaiknya tidak usah makan disana, kayak nggak ada resto halal aja. Kalau masih nekat ya dosa ditanggung sendiri,” tutur akun @a**rean**atama**.***
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)