Dikatakan Deni, hal tersebut mengindikasikan, dukungan pada keduanya sangat seimbang pada survei pemilih kritis terakhir SMRC, tertanggal 2 hingga 5 Mei 2023.
RUANGPOLITIK.COM —Jelang Pilpres 2024, elektabilitas masing-masing bakal Capres terus diukur. Teranyar, nama Anies Baswedan berada di bawah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Hal itu dilihat dari hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dipublikasikan pada Sabtu (7/5/2023).
Pada hasil survei tersebut, suara Anies Baswedan berada di bawah Ganjar dan Prabowo dengan selisih signifikan 12 sampai 13 persen.
“Sementara dalam simulasi head to head atau dua nama, Ganjar mendapatkan dukungan 42,2 persen dan Prabowo Subianto 41,9 persen,” ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani.
Dikatakan Deni, hal tersebut mengindikasikan, dukungan pada keduanya sangat seimbang pada survei pemilih kritis terakhir SMRC, tertanggal 2 hingga 5 Mei 2023.
Dalam presentasinya, Deni menyebut suara Ganjar dan Prabowo ini sangat dekat dan tidak berbeda secara signifikan sehingga tidak bisa disimpulkan siapa yang lebih unggul.
“Dalam simulasi head to head ini, Prabowo terlihat cenderung unggul atas Ganjar pada Maret sampai April 2023. Namun memasuki Mei, pasca deklarasi Ganjar oleh PDIP, Ganjar mulai mengimbangi Prabowo. Bahkan, dalam simulasi di antara yang mengenal keduanya, Ganjar telah menyalip Prabowo,” sebutnya.
Deni menyatakan, dukungan pada calon presiden ini diperkirakan masih akan dinamis, karena sejauh ini masih ada perbedaan tingkat pengenalan publik terhadap calon.
Saat ini Prabowo sudah dikenal oleh 94 persen atau hampir semua pemilih, sementara Ganjar baru dikenal 85 persen.
“Pada hari-H, dapat diasumsikan bahwa hampir semua pemilih akan tahu kedua tokoh tersebut,” jelasnya.
Pada kelompok pemilih yang tahu kedua tokoh, Ganjar menjadi unggul atas Prabowo. Ganjar mendapatkan dukungan 46,4 persen suara, sementara Prabowo 38,8 persen. Sementara masih ada 14,8 persen yang belum menjawab.
Deni menjelaskan, “pemilih kritis” merupakan pemilih yang punya akses ke sumber sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau cellphone.
“Sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap serhadap beta-berta sosial-politik. Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebei berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan. Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kriss ini secara nasional diperkirakan 80 persen,” ucapnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)