Pertempuran antara tentara Sudan (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang terjadi sejak 15 April lalu telah merenggut sedikitnya 459 nyawa manusia dan 4.072 orang terluka, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
RUANGPOLITIK.COM —Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan upaya penyelamatan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Sudan sudah memasuki tahap dua. Sebanyak 897 orang telah dievakuasi.
Retno Marsudi menerangkan sebanyak 557 WNI sudah berada di Jeddah, Arab Saudi untuk dipulangkan ke Indonesia. Sedangkan sisanya masih dalam perjalanan menuju Jeddah.
“Jumlah yang sudah dievakuasi baik tahap satu maupun tahap dua adalah 897 WNI,” kata Retno dalam pernyataan pers daring mengenai evakuasi WNI dari Sudan, pada Rabu.
Menlu sebelumnya menjelaskan jumlah WNI yang berada di Sudan sebanyak 1.209 orang, menurut data KBRI Khartoum. Namun, setelah ditelili total WNI yang dapat dikontak sebanyak 937.
897 WNI dievakuasi oleh pemerintah, sedangkan 15 lainnya evakuasi mandiri. Kemudian 25 WNI yang lain tidak ikut evakuasi karena alasan keluarga.
Pertempuran antara tentara Sudan (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang terjadi sejak 15 April lalu telah merenggut sedikitnya 459 nyawa manusia dan 4.072 orang terluka, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Konflik mematikan itu dipicu ketidaksepakatan antara SAF dan RSF mengenai reformasi keamanan militer.
Pertempuran di Sudan terhenti sementara sejak Selasa 25 April 2023 setelah kedua pihak menyetujui gencatan senjata selama tiga hari, sehingga penduduk Sudan bisa menyingkir dari kota dan negara-negara lain bisa mengungsikan warganya dari negara itu.
WHO: Selama Konflik di Sudan 459 Orang Tewas
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan selama berminggu-minggu Sudan dilanda konflik, sedikitnya 450 orang tewas dan 4.072 terluka.
Bergabung dalam jumpa pers Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui video, perwakilan Sudan di WHO Dr. Nima Saeed Abid mengatakan, bagaimanapun, angka tersebut mungkin sangat kecil dari yang sebenarnya.
Mengenai serangan terhadap sektor kesehatan, Abid mengatakan bahwa WHO telah memverifikasi 14 serangan sejak kekerasan dimulai, dengan delapan kematian dan dua orang luka-luka. Rumah-rumah sakit di Sudan juga rusak.
“Serangan terhadap perawatan kesehatan adalah tindakan tercela dan harus dihentikan,” kata dia.
Mengenai upaya evakuasi, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan Jens Laerke mengatakan orang-orang telah dipindahkan dari Khartoum ke Port Sudan.
“Kami sedang mencari cara untuk memindahkan mereka lebih jauh lagi,” ujar Laerke.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)