Lebih lanjut dia mengungkapkan pada dasarian III April 2023 atau 21-30 April 2023, sejumlah wilayah umumnya diprediksi hujan rendah hingga menengah.
RUANGPOLITIK.COM —Plt. Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dodo Gunawan menuturkan, berdasarkan jumlah zona musim, delapan persen wilayah Indonesia masuk musim kemarau.
Adapun wilayah yang tengah mengalami musim kemarau tersebut yakni Aceh bagian timur, Sumatra Utara bagian timur, Riau bagian selatan, sebagian kecil Nusa Tenggara, Gorontalo bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian timur, Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Kepulauan Maluku, dan sebagian Maluku Utara.
Lebih lanjut dia mengungkapkan pada dasarian III April 2023 atau 21-30 April 2023, sejumlah wilayah umumnya diprediksi hujan rendah hingga menengah.
Sebagian besar Maluku Utara dan Maluku, sebagian Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, sebagian kecil Papua Barat dan Papua diperkirakan mengalami hujan kriteria rendah.
Adapun wilayah yang diprakirakan hujan kriteria menengah yakni berada di sebagian besar Papua Barat dan Papua, sebagian Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, sebagian kecil Maluku Utara dan Maluku.
Sementara Jawa Barat bagian barat dan selatan, Flores Barat, Kupang, Sulawesi Selatan bagian utara, diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi hingga sangat tinggi, kata dia, seperti dilaporkan Antara.
Suhu panas
Diberitakan sebelumnya, Dodo Gunawan menyebut, salah satu penyebab suhu panas yang melanda Indonesia belakangan ini adalah dinamika atmosfer yang tak biasa.
“Suhu panas ekstrem melanda negara-negara Asia sepekan terakhir. Indonesia tidak mengalami gelombang panas, tetapi suhu maksimum udara permukaan tergolong panas,” ujar Plt. Deputi Bidang Klimatologi tersebut di Jakarta, Senin 24 April 2023.
Kata dia, ada lima penyebab terjadinya suhu panas di Indonesia, yaitu dinamika atmosfer yang tak biasa, suhu panas bulan April di wilayah Asia Selatan secara klimatologis dipengaruhi gerak semu matahari, lonjakan panas tahun ini, tuturnya, merupakan yang terparah.
Selanjutnya tren pemanasan global dan perubahan iklim, gelombang panas heatwave semakin berisiko berpeluang terjadi 30 kali lebih sering.
Selain itu, menurut dia, dominasi monsun Australia, Indonesia memasuki musim kemarau, serta intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)