RUANGPOLITIK.COM — Saiful Muzani Research and Consulting (SMRC) menilai mayoritas masyarakat Indonesia memiliki sikap negatif pada Israel. Dalam soal konflik Israel dan Palestina, umumnya menilai Israel sebagai pihak yang bersalah dan menganggap konflik tersebut sebagai konflik agama.
Demikian temuan studi Saiful Mujani yang disampaikan Profesor Saiful Mujani dalam program ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode “Sikap Publik terhadap Israel”.
Saiful menjelaskan bahwa keputusan FIFA tentang pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 sudah terjadi. Pertanyaannya kenapa terjadi kondisi yang kontroversial tentang rencana kehadiran tim nasional Israel di Piala Dunia tersebut.
“Walaupun ada yang menyatakan bola dan politik terpisah, kenyataannya hal itu menjadi perbincangan politik, bahkan dikait-kaitkan dengan Pilpres 2024,” kata Saiful Muzani dalam rilisnya.
Saiful sendiri menggelar survei opini public pada Mei 2022 sebelum muncul isu kehadiran Israel di Piala Dunia U 20. Dalam survei ini, dimunculkan negara-negara yang mewakili peradaban dunia. Dirinya memiliki hipotesis bahwa suka dan tidak suka pada sebuah negara dipengaruhi oleh kesamaan atau perbedaan latar belakang peradaban.
Ada beberapa negara yang diambil dalam survei Pertama adalah Israel. Dalam studi peradaban dunia, Israel biasanya dimasukkan dalam kelompok peradaban Judeo Kristiani, dekat dengan negara-negara Barat.
Peradaban Kristen diwakili oleh negara paling besar, Amerika Serikat. Peradaban Islam diwakili oleh Arab Saudi. Peradaban Hindu diwakili oleh India. Sementara RRC mewakili peradaban Konfusianisme dan Buddhisme. Terakhir adalah Jepang.
Saiful mengakui bahwa dalam studi ini, ada satu peradaban yang belum terwakili, yakni peradaban Ortodoks, seperti Rusia atau Eropa Timur.
“Survei menunjukkan yang suka pada Israel hanya 20 persen, sementara yang tidak suka 69 persen. Yang netral atau tidak bersikap 11 persen. Sikap ini terbalik pada kasus Arab Saudi. Yang menyatakan sangat atau cukup suka pada Arab Saudi sebesar 87 persen, yang kurang atau tidak suka sama sekali hanya 6 persen, dan yang tidak bersikap 8 persen,” ucapnya.
“Sementara Yang menyatakan suka pada Jepang 62 persen, tidak suka 25 persen, tidak jawab 12 persen. Lalu Ada 52 persen suka pada Amerika Serikat, 33 persen tidak suka, dan tidak jawab 15 persen. Yang suka pada India 63 persen, tidak suka 25 persen, tidak jawab 12 persen. Sementara yang suka pada RRC 50 persen, tidak suka 38 persen, dan tidak jawab 12 persen,” lanjutnya.
Tingkat kesukaan publik Indonesia terhadap Arab Saudi sangat besar. Saiful menyatakan bahwa jika yang dinalisis hanya orang Islam, yang non-Islam dikeluarkan dari analisis, mungkin yang suka pada Arab Saudi menjadi 95 atau 100 persen.
“Data ini menunjukkan bahwa persamaan dan perbedaan latar belakang peradaban mempengaruhi sikap publik Indonesia. Kenapa suka pada Arab Saudi, salah satu hipotesisnya adalah karena peradabannya sama, yakni peradaban Islam” jelas pendiri SMRC tersebut.
Selain aspek peradaban, Saiful juga melihat aspek konflik Israel-Palestina juga menjadi faktor yang berpengaruh pada sikap publik Indonesia. Ini terbukti pada sikap publik pada Amerika Serikat yang mewakili peradaban Kristiani. Walaupun yang suka tidak sebesar Arab Saudi, tapi yang suka pada Amerika sebesar 52 persen, jauh lebih besar dari yang suka pada Israel.
“Lepas dari kekisruhan tentang keputusan FIFA soal tuan rumah Piala Dunia U20, dasarnya masyarakat Indonesia memang tidak positif pada Israel,” jelasnya.(Danang)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)