RUANGPOLITIK.COM — Pakar komunikasi politik Effendi Gazali mencoba untuk menganalisis maksud PAN menggelar Rakernas di Jawa Tengah. Dia awalnya bicara terkait 4 senyuman yang terjadi sepanjang diskusi Adu Perspektif.
Partai Amanat Nasional (PAN) menggelar Rakernas bertemakan Pemenangan di Jawa Tengah. Keputusan PAN menggelar Rakernas di Jawa Tengah memang mengundang tanda tanya, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Malam ini kita lihat ada 4 senyuman yang sangat gembira, yang kedua dari PAN tadi gembira juga, Awiek dari PPP juga gembira, Golkar pun senyum, jadi mengkonfirmasi apa yang disampaikan Adi Prayitno sebagai parameter gestur bahwa itu ya bisa jadi seperti itu,” kata Effendi Gazali, Rabu (1/3/2023).
Effendi lalu membahas terkait Rakernas PAN yang digelar di Jawa Tengah. Menurutnya, hal ini pun memiliki kaitan dengan titik temu antara Teuku Umar dengan Istana.
“Jangan lupa Rakernas PAN itu dengan judul pemenangan, dilakukan di Jawa Tengah, dan ada kalimat yang tadi loh, titik temu antara Teuku Umar dengan Istana, saya kutip anda (Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno) ya,” ucap Effendi.
Meski begitu, Effendi pun menegaskan semua kegembiraan ini bergantung pada Ketum PDIP Megawati Soekarnputri. Dia menyebut saat ini merupakan tugas PAN, PPP, dan Golkar untuk meyakinkan Megawati Soekarnoputri.
“Jadi titik temu antara Teuku Umar dan Istana itu ada, tapi sekali lagi, semua kegembiraan itu jangan menafikan bahwa tetap Ibu Megawati sebagai Ketua Umum yang nanti akan menyampaikan. Karena itu saya mau katakan, karena kita nutup di sini yaitu apa yang bisa dilakukan para pendukung Ganjar atau Puan untuk seperti meyakinkan Ibu Megawati, itu yang penting,” tukasnya.
Keputusan politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dinilai akan menjadi kunci peta politik Tanah Air menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Bila PDIP sudah bergerak dan mengambil keputusan, maka partai lain akan lebih jelas dalam bermanuver.
“Tak dapat disangkal peta politik Indonesia saat ini sedikit banyak dikendalikan oleh Teuku Umar (Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri). Langkah politik PDIP sangat penting untuk dicermati secara jeli agar tidak salah ambil jalan,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen.
Menurut Silaen, kehati-hatian Megawati dalam mengambil keputusan politik, termasuk belum mendeklarasikan capres/cawapres memang dianggap kaku dan tidak cair oleh rival politik. Namun hal itu dilakukan Mega karena tidak mau gegabah atau salah langkah.
“Megawati berusaha untuk tidak masuk ke dalam gendang politik lawan. Dia menjaga betul diksi politik banteng moncong putih agar tetap cantik dan seksi di mata publik,” ujar Silaen.
PDIP, kata dia, tidak mau terpancing emosi hingga terseret arus pusaran politik, Meskipun sudah banyak yang mendorong dan menggoda PDIP untuk segera mengambil langkah politik mendeklarasikan capres yang akan didukung, tapi Megawati tidak tergoda.
“Ini harus dibaca sebagai upaya untuk meningkatkan bergaining politik agar PDIP tidak mudah untuk didikte elite-elitenya. Dia cukup diberikan masukan yang cukup sebagai bahan untuk dikaji,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)