Semi Tinenti menjelaskan cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Kabupaten Kupang tersebut di antaranya adalah angin kencang hingga hujan lebat yang kemudian menyebabkan wilayah Kecamatan Kupang Timur banjir
RUANGPOLITIK.COM —Sebanyak 113 kepala keluarga yang terdiri dari 470 jiwa warga di Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, terdampak banjir.
Berdasarkan keterangan dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Semi Tinenti, banjir tersebut terjadi akibat luapan air dari kali Oesao yang juga dipengaruhi cuaca ekstrem.
“Berdasarkan pendataan dilakukan tim dari BPBD terdapat 113 kepala keluarga yang terdampak bencana banjir di Kecamatan Kupang Timur akibat luapan air banjir kali Oesao sebagai dampak dari cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Kupang berupa hujan dengan intensitas lebat dalam sepekan ini,” katanya, Minggu, 5 Februari 2023.
Luapan air banjir dari kali Oesao terjadi setelah tanggul bendungan Oesao di Desa Pukdale jebol pada Sabtu, 4 Februari 2023 dini hari. Semi Tinenti pun mengatakan, banjir tersebut membuat adanya warga terdampak yang harus mengungsi ke sejumlah fasilitas umum.
“Ada warga yang mengungsi ke beberapa fasilitas umum karena kondisi rumah terendam air banjir. Warga yang mengungsi dari Kelurahan Naibonat,” ujarnya.
Semi Tinenti menjelaskan cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Kabupaten Kupang tersebut di antaranya adalah angin kencang hingga hujan lebat yang kemudian menyebabkan wilayah Kecamatan Kupang Timur banjir.
Tak hanya banjir, Semi Tineti mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem berupa hujan lebat tersebut juga menyebabkan tanah longsor di Kecamatan Nekamese. Tepatnya di ruas jalan yang menghubungkan Desa Oemasi dan Desa Bone.
Meski demikian, peristiwa longsor tersebut tidak menyebabkan akses transportasi di wilayah setempat terganggu.
Lokasi pengungsian
Menurut keterangan dari Bupati Kupang Korinus Masneno, ia mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan tiga lokasi pengungsian bagi warga yang terdampak banjir. Adapun, ketiga lokasi tersebut adalah SD Negeri Naibonat, Gereja Elim, dan rumah jabatan Bupati Kupang yang berlokasi di Oelamasi.
Tak hanya menyiapkan tempat pengungsian, Bupati Kupang tersebut juga mengatakan, pihaknya mendirikan dapur umum, dan menyiapkan makanan bagi warga terdampak banjir.
“Kami harus memastikan semua warga terdampak bencana alam banjir ini tetap mendapatkan kebutuhan makanan yang memadai, sehingga tidak ada yang kesulitan makanan di saat sedang terjadi bencana seperti ini,” ucapnya seperti dilaporkan Antara.
Mitigasi Banjir
Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi ketika hujan lebat mengguyur. Oleh karena itu, masyarakat pun harus mengetahui bagaimana cara mengurangi risiko banjir. Adapun, berikut mitigasi banjir yang dapat diterapkan masyarakat:
– Sebelum bencana: Mempersiapkan langkah evakuasi, mempersiapkan kebutuhan saat banjir, menempatkan dokumen penting pada tempat yang aman, dan lainnya.
– Saat bencana: Evakuasi ke tempat yang lebih tinggi, matikan semua jaringan listrik, gunakan tongkat untuk mengecek kepadatan tempat berpijak jika harus berjalan di tengah genangan air.
– Setelah bencana: waspadai instalasi listrik, buang makanan yang terkena air banjir, dan bersihkan tempat tinggal hingga kotoran tak tersisa.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)