Kasus DBD setiap tahunnya kerap alami peningkatan. Anak menjadi penderita yang mendominasi dalam kasus DBD di Indonesia
RUANGPOLITIK.COM—Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti fatalitas kasus demam berdarah dengue (DBD) pada anak. Ketua PP IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menuturkan, anak dengan obesitas memiliki fatalitas tinggi jika menderita DBD.
“Kami melihat anak-anak obesitas kalau DBD suka fatal, DBD ditambah obesitas merupakan kombinasi yang fatal,” ujarnya dalam membuka media briefing IDAI pada Kamis, 26 Januari 2023.
Dengan demikian, kata dia, perlu segera dicegah. Di antaranya ada vaksin DBD selain dengan menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Kasus DBD setiap tahunnya kerap alami peningkatan. Anak menjadi penderita yang mendominasi dalam kasus DBD di Indonesia.
Berdasarkan catatan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat sejak 2018 hingga 2022 DBD pada anak khususnya usis 5-14 tahun mendominasi.
Perbandingannya, pada 2018 ada pada angka 41,25 persen dibandingkan golongan umur kurang dari satu tahun yang hanya 1,55 persen, usia 1-4 tahun sebesar 8,96 persen, usia 15-44 tahun sebanyak 38,35 persen dan usia lebih dari 44 tahun sebanyak 9,89 persen.
Pada 2022 kemarin kasus DBD anak usia 5-14 tahun ada di angka 36,10 persen. Angka tersebut lebih rendah 2 persen dari golongan usia 15-44 tahun. Namun, tingkat kematian anak usia 5-14 tahun karena DBD selalu lebih tinggi dari golongan umur lainnya.
Ketua Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSCM-FKUI
Dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc pada kesempatan yang sama menambahkan, kasus DBD pada anak obesitas menjadi fatal dikarenakan anak dengan obesitas memiliki respon imun yang tinggi. Sehingga jika terinfeksi maka zat radangya meningkat berlebihan.
“Itu biasanya memang kebocoran dari pembuluh darah lebih hebat, sehingga bisa lebih berat kalau sampai terjadi shock hipofilemik,” katanya.
Tak hanya bagi anak obesitas, DBD akan bahaya bagi bayi, ibu hamil, lansia dan yang memiliki komorbid.
Sementara itu, Mulya pun memaparkan untuk atasi DBD pada anak ini perlu gerakan bersama melawan infeksi dengue.
Orang tua perlu mengetahui gejalanya yaitu demam mendadak tinggi 2-7 hari, pusing atau sakit kepala, mual, kadang muntah, sakit perut.
Kemudian tulang sendi terasa ngilu dan nyeri otot, bisa disertai diare dan bisa disertai perdarahan (bintik-bintik merah, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, BAB berdarah).
“Kemudian syok, tangan dan kaki dingin dan lembab, lemah, tidur terus,” katanya.
“Apa yang penting dipantau orang tua saat demam yaitu asupan minum, memantau apakah sering buang air kecil setiap 3-4 jam dan memantau aktif saat bermain dan suhu,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Mulya, anak harus dibawa ke rumah sakit jika adanya penurunan suhu setelah hari ketiga demam, tidak nafsu makan dan minum, muntah terus menerus, lemas dan tidur terus, sakit perut hebat, perdarahan, gelisah, kulit tangan kaki dingin, dan lembab, tidak BAK lebih dari 4-6 jam, dan alami kejang.