RUANGPOLITIK.COM — Presiden Jokowi memberikan tugas baru kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto agar Kementerian Pertahanan menjadi orkestrator intelijen negara.
Lembaga yang dipimpin Prabowo Subianto ini diminta menjadi lembaga yang mengkoordinasi informasi intelijen terkait pertahanan dan keamanan yang berasal dari informasi intelijen selama ini berasal dari banyak institusi.
Antara lain, Badan Intelijen Negara (BIN), TNI, Polri, serta Badan Siber dan Sandi Negara.
Demikian dikatakan Presiden Jokowi saat menghadiri Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan di Kantor Kemenhan, Rabu (18/1/2023).
Menanggapi hal tersebut Direktur Nurjaman Center Indonesia Demokrasi (NCID), Jajat Nurjaman menilai adanya kewenangan ini, disatu sisi tentu menambah kinerja Menhan.
Namun, disisi lain kejadian ini menegaskan bahwa Presiden Jokowi semakin yakin atas kinerja Prabowo Subianto sebagai Menhan.
“Adanya kepercayaan ini tentunya menjadi salah satu modal utama bahwa Pak Prabowo dinilai mampu dalam menyelesaikan berbagai permasalahan negara khususnya pada bidang pertahanan,” kata Nurjaman via rilis, Jumat (20/1/2023).
Selain itu, momen ini juga menjadi tonggak bahwa, Prabowo Subianto merupakan salah satu calon Presiden 2024 yang patut diperhitungkan.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa, Presiden Jokowi saat didampingi Prabowo bahwa beragam informasi tersebut harus dijadikan sebagai informasi yang solid untuk menjadi pertimbangan dalam membuat kebijakan.
“Ini harus di orkestrasi, agar jadi informasi yang satu sehingga kita memutuskan policy, memutuskan kebijakan, itu betul, paling tidak mendekati benar,” ujar Jokowi kepada sejumlah wartawan.
Presiden juga mewanti-wanti agar jangan sampai potensi terjadinya sebuah peristiwa baru dilaporkan kepadanya saat sudah kejadian.
“Langkah kerja memang harus preventif terlebih dahulu, ini hati-hati. Ini akan terjadi, kemungkinan akan terjadi seperti ini, jangan sudah kejadian saya baru dikasih tahu,” kata Jokowi.
Sementara itu, Prabowo mengungkapkan, Jokowi juga mengingatkan jajarannya untuk tetap waspada dalam menghadapi ketidakpastian global.
Prabowo Subianto mengungkapkan, dalam arahannya, Jokowi mengatakan bahwa Indonesia mempunyai modal yang cukup kuat untuk menghadapi ketidakpastian.
Pihaknya mencontohkan keberhasilan pemerintah menangani pandemi Covid-19 dengan sigap dan cepat sehingga kondisi ekonomi tanah air tetap kuat.
Namun demikian, Indonesia harus bersiap menghadapi segala kemungkinan yang dapat timbul akibat situasi global yang tidak pasti.
“Untuk itu, kita harus kerja sinergis, kita harus bekerja sama semua unsur kita dan beliau (Jokowi) minta Kementerian Pertahanan untuk menjadi semacam koordinator supaya Indonesia selalu antisipasi,” Prabowo menambahkan.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)