RUANGPOLITIK.COM— Partai Demokrat telah selesai menggelar rapat konsolidasi internal selama 2 hari di Pacitan. Ketua DPD Demokrat Jatim Emil Elestianto Dardak mengungkapkan beberapa hal yang dibahas pada pertemuan elite Demokrat tersebut.
Emil tak menampik saat ditanya apakah Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres juga ikut dibahas dalam konsolidasi Demokrat. Namun, porsi pembahasan terkait koalisi tersebut tidak banyak.
“Sekilas saja (membahas koalisi perubahan),” kata Emil, Senin (16/1/2023).
Emil menambahkan, selain membahas koalisi, elite Demokrat dalam konsolidasi itu juga berbicara soal capaian partai selama beberapa tahun terakhir. Selain itu, mereka juga membahas Museum SBY-Ani.
“Intinya sharing mengenai perkembangan capaian partai. Sela itu juga membahas konten dari museum yang memuat perjalanan Bapak SBY 10 tahun memimpin bangsa,” ujarnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Wagub Jatim ini memastikan, soal koalisi diserahkan dan akan satu komando dengan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Untuk penjajakan koalisi, semua kader mempercayakan ke ketum dan tim untuk melanjutkan komunikasi, tentu dengan nantinya ditentukan Majelis Tinggi Partai,” tandasnya.
Konsolidasi Partai Demokrat diikuti Majelis Tinggi Partai, Dewan Pertimbangan, Dewan Kehormatan dan Ketua-Ketua DPD Provinsi untuk peta jalan menuju sukses Pemilu 2024 demi sukses pileg dan pilpres. Ada beberapa revisi dan penyesuaian yang dilakukan Demorat sesuai dengan dinamika politik terkini.
“Salah satu pilar pentingnya terkait koalisi. Partai Demokrat sebagai partai yang fitrah terbentuknya sejak awal (raison d’etere) mengusung agenda perubahan tetap konsisten mengikhtiarkan terbentuknya Koalisi Perubahan. Terkait nama yang digadang-gadang berpasangan dengan Mas Anies belum ada perubahan dan pembahasan baru,” kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani kepada wartawan, Senin (16/1/2023).
Partai Demokrat yakin pengumuman koalisi perubahan bakal jadi pengubah peta Pilpres 2024 nantinya. Bahkan, bakal cawapres pendamping Anies Baswedan dinilai sosok yang berbanding terbalik dengan penguasa saat ini.
“Kami berpandangan bahwa deklarasi Koalisi Perubahan pada saatnya nanti akan menjadi game changer karenanya figur cawapres pendamping Mas Anies selain memiliki modal elektabilitas yang memadai, juga mesti representasi aspirasi perubahan. Figur yang konsisten menyuarakan aspirasi perubahan, antitesis penguasa bukan merupakan bagian dari atau beririsan dengan penguasa sekarang,” ujarnya.
Namun, Partai Demokrat mengingatkan, sebelum rampung soal pasangan calon, perlu adanya kesepahaman soal pemerintahan nantinya. Semua itu, bagi Demokrat, hanya tinggal menunggu waktu.
“Selain tuntas kesepemahaman yang terbangun dalam hal capres dan cawapres, juga mesti tuntas terkait format pemerintahan ke depan dan pembagian tugas termasuk dalam hal pembiayaan pemenangan. Karenanya tak boleh terburu-buru tapi juga tak boleh terlambat. Terkait tanggal belum ada pembicaraan, namun bulan Februari setahun sebelum pemilu adalah waktu yang dipandang pas,” imbuhnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)