RUANGPOLITIK.COM— Kapal-kapal China dikabarkan berseliweran di Laut Natuna. Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Julius Widjojono memastikan Laut Natuna dalam keadaan kondusif. TNI AL merespons hal tersebut dengan mengirim kapal perang.
Dilansir Reuters, Sabtu (14/1/2023), kapal China itu bernama CCG 5901. Kapal tersebut berlayar dekat ladang gas Blok Tuna dan ladang minyak dan gas Chim Sao Vietnam sejak 30 Desember.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) TNI Laksamana Muhammad Ali mengatakan pihaknya telah mengirim kapal perang ke laut Natuna. Selain itu, pesawat patroli maritim dan drone juga dikerahkan.
“Kapal China itu tidak melakukan aktivitas yang mencurigakan,” kata Ali seperti dilansir Reuters.
“Namun perlu kita pantau karena sudah lama berada di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia,” lanjutnya.
“Kehadiran kapal kapal asing baik kapal niaga ataupun kapal pemerintah negara saing yang melintas, prosentase kepadatan kapal maupun alur pelayaran yang digunakan dalam kondisi stabil, hal itu tandanya bahwa keamanan dan kepercayaan internasional tetap terjaga, bahwa Laut Natuna Utara dalam kadaan kondusif,” kata Julius kepada detikcom, Minggu (15/1/2023).
Julius menuturkan kapal-kapal asing yang melintas di Laut Natuna selalu ada sebab melaksanan lintas damai di perauan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE). Julius mengatakan jika kapal-kapal yang melintas itu melakukan pelanggaran, maka TNI AL tidak akan segan menindak tegas sesuai aturan.
“Mengenai kehadiran kapal-kapal pemerintah negara asing selalu ada dan mereka melaksanakan Lintas Damai /Freedom Navigation di perairan ZEE Indonesia. Penindakan hukum di perairan tersebut terus dilaksanakan, jika memang ada yang terbukti melakukan pelanggaran pasti akan dilakukan penindakan sesuai dengan perundang undangan yang berlaku,” ujarnya.
Lebih lanjut, Julius menyampaikan kewaspadaan terhadap kerawanan juga akan bertambah mengingat cuaca di Laut Natuna tengah mengalami angin kencang dan gelombang tinggi. Dia menyebut TNI AL setiap tahunnya selalu menggelar operasi dengan mengerahkan empat kapal perang untuk melakukan pengamanan di Laut Natuna.
Kami sampaikan kondisi cuaca saat ini di sekitar perairan Laut Natuna Utara terjadi angin kencang dan gelombang tinggi, sehingga kewaspadaan terhadap terjadinya kerawanan juga akan bertambah. TNI AL sepanjang tahun menggelar operasi dengan menggerakkan minimal 4 KRI untuk melaksanakan pengamanan, penegakan hukum dan kedaulatan di wilayah tersebut,” imbuhnya.
Juru bicara kedutaan China di Jakarta tidak bersedia dimintai komentar terkait hal ini.
Pada tahun 2021, kapal-kapal dari Indonesia dan China saling mengawasi selama berbulan-bulan di dekat anjungan minyak di blok Tuna. China meminta Indonesia untuk segera menghentikan pengeboran, dengan mengatakan aktivitas tersebut berada di wilayah China.
Indonesia menyebut Laut China Selatan merupakan bagian dari zona ekonomi eksklusif. Wilayah tersebut dinamai Laut Natuna Utara pada 2017. China menolak hal ini. China mengklaim Laut China Selatan bagian dari wilayah maritimnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)