RUANGPOLITIK.COM — Sebelum akhir tahun 2022 lalu, Presiden Jokowi secara terang-terangan mendukung Prabowo Subianto untuk maju sebagai capres pada pemilu mendatang. Dukungan dari Jokowi juga kepada pemimpin yang disebut berambut putih, yang dimaknai banyak orang adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dan kali ini, pernyataan yang sama disampaikan oleh Presiden Jokowi siap mendukung Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra sebagai calon presiden atau wakil presiden di Pemilu 2024. Jokowi berbicara pengalaman panjang Yusril di politik dan pemerintahan.
“Tapi kalau menyimak apa yang disampaikan Prof Yusril tadi, dengan pengalaman yang begitu sangat panjang, saya mendukung loh, kalau Prof Yusril di 2024 nanti dicalonkan jadi presiden atau wakil presiden,” kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional PBB di Jakarta Utara, Rabu (11/1/2023).
Jokowi menegaskan pernyataan dukungan terhadap Yusril itu sangat serius. Namun dia meminta PBB untuk mencarikan kendaraan agar Yusril memenuhi syarat untuk dicalonkan menjadi presiden atau wakil presiden.
“Ini serius, serius. Tapi tugasnya PBB mencarikan kendaraan supaya sampai 20 persen. Iya dong. Ya tugasnya di situ. Begitu dapat kendaraan saya dukung. Serius,” ujar Jokowi.
Mendapat dukungan tersebut, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas dukungannya menjadi calon presiden (capres) 2024. Ia mengatakan harus berunding dengan partai-partai lain.
“Saya terima kasihlah kepada Pak Jokowi mendukung saya jadi calon presiden tahun 2024, tapi kata beliau harus dapat dukungan 20 persen. Tidak harus jadi presiden atau wakil presiden, kita musti berunding juga dengan partai-partai lain,” ujar Yusril kepada wartawan usai Rakor PBB di Jakarta Utara, Rabu (11/1/2023).
Yusril lantas menceritakan sejarah di tahun 1999 di mana ada tiga calon presiden, dan salah satunya adalah dirinya. Ia juga menyebut karena alasan tertentu dirinya diminta mundur.
“Tahun 1999 kan sebenernya cuma ada tiga, Gus Dur, Bu Mega, sama saya dan pada waktu itu ada sebab-sebab tertentu, saya diminta mundur,” kata dia.
Yusril menuturkan, dua orang capres di tahun 1999 yaitu Gus Dur dan Megawati telah menjadi presiden. Dirinya pun berseloroh kemungkinan kini gilirannya menjadi presiden.
“Duanya kan sudah menjadi presiden Gus Dur sudah, Bu Mega sudah, tinggal saya yang belum. Siapa tahu saya yang jadi presiden nanti hahaha,” pungkasnya.
Saat ini, Partai Bulan Bintang (PBB) sendiri mendukung Ketua Umumnya Yusril Ihza Mahendra menjadi maju di Pilpres 2024. PBB tidak menargetkan Yusril menjadi capres, tetapi cawapres asalkan mendapatkan restu dari Presiden Jokowi.
Hal itu diungkapkan Sekjen PBB Afriansyah Noor dalam acara Rapat Koordinasi Nasional dan Musyawarah Dewan Partai, Rabu (11/1/2023). Hadir Jokowi dan beberapa jajaran kabinetnya dalam acara tersebut.
Afriansyah awalnya menceritakan Yusril pernah maju di pilpres tahun ’99. Setelah 23 tahun tak lagi maju, Afriansyah mengatakan pemilu 2024 lah saatnya.
“Saya juga bisik-bisik Prof Yusril ini pernah jadi capres tahun ’99 sekarang 2024 hampir 23 tahun kita menunggu dan insyaallah kalau Allah berkenan 2024 ini minimal ketum kita jadi wakil presiden RI,” kata Afriansyah dalam sambutannya.
Afriansyah mengatakan partainya tidak muluk ingin Yusril maju capres. Dia menilai setidaknya Yusril maju jadi cawapres asal dapat restu Jokowi.
“Ngga usah ngambil presidenlah, wakil saja cukup asal direstui oleh Bapak Jokowi,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)