RUANGPOLITIK.COM — Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjamin pasokan beras Indonesia aman. Menurutnya, stok beras Indonesia surplus 10 juta ton.
“(Stok beras) aman dong. Kita punya stok dan neraca kita masih surplus 10 juta ton. Dimana persoalannya? Kamu mau berapa ton? Mau beli berapa, ayo,” ujar Mentan di Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Hanya saja, Mentan SYL enggan untuk berkomentar terkait penyebab kenaikan harga komoditas beras. Sebab, menurut dia, persoalan kenaikan beras bukan menjadi tugas dan tanggung jawabnya, kecuali yang berkaitan dengan stok.
“Kalau untuk harga jangan tanya Kementan, masalah produktivitas neraca kita plus, kalau bawa beras jual kemana itu bukan (urusan) saya, bukan tupoksi saya,” ungkapnya.
Sementara itu, berdasarkan data Perum Bulog per 22 November 2022, stok cadangan beras pemerintah (CBP) hanya 426.573 ton. Artinya, jumlah stok yang tersedia menipis.
Oleh sebab itu, untuk memenuhi ketersediaan beras, Bulog berencana akan impor beras sebanyak 500.000 ton untuk memenuhi CBP di tahun 2022 hingga awal 2023.
Temuan fakta di lapangan yang membuat harga beras terus naik sangat berlawanan dengan data yang disampaikan oleh Mentan bahwa beras mengalami surplus.
Hal ini dipertanyakan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) secara blak-blakan tidak percaya data Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo soal data beras di dalam negeri. Karena harga beras di pasaran yang terus naik.
Hal tersebut disampaikan Zulkifli dalam webinar bertema “Polemik Impor Beras Akhir Tahun” yang berlangsung secara virtual, Selasa (27/12/2022).
“Kata Mentan kita surplus 7 juta ton beras. Ya saya percaya saja tapi hati saya kata lain,” kata Zulkifli Hasan.
Menurut Zulkifli, surplus beras biasanya ditandai dengan produktivitas pertanian yang turut memadai. Misal, kelengkapan pasokan pupuk hingga kondisi irigasi yang baik.
“Lah ini pupuknya kurang, terus irigasinya tidak pernah mau menyaingi sebagus yang punya pak Harto belum pernah ada. Obat-obatan tidak terkendali harga pasar, pupuk waktu tanem nggak ada nanti kalau panen baru ada lagi. Jadi saya juga sebetulnya enggak percaya itu ada ada stok 7 juta itu,” tuturnya.
Zulhas mempertanyakan data surplus beras yang disebut Mentan itu bersumber dari mana. Sebab, kata dia, faktanya lahan pertanian untuk beras setiap tahun mengalami pengurangan.
“Kemudian lahannya tambah kurang bukan tambah lebih. jadi kalau produksi padi tiap tahun naik, itu dari mana dasarnya naik-naik itu,” tegasnya.
Editor:Ivo Yasmiati
(RuPol)