RUANGPOLITIK.COM — Rumor PKS akan bergabung masih berhembus terutama menjelang rencana Reshuffle Kabinet yang akan dilakukan oleh Presiden Jokowi. Bahkan PKS ditawari kursi menteri asa mencabut dukungan kepada Anies Baswedan sebagai capres 2024.
Menanggapi hal ini pengamat politik Ahmad Khoirul Umam menduga PKS tengah digoda oleh seorang Menteri dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dijajak oleh Partai Golkar, PPP, dan PAN.
Batalnya deklarasi koalisi Perubahan yang dijajaki oleh Nasdem, PKS, dan Demokrat pada November lalu membuat muncul berbagai spekulasi.
Bahkan, muncul isu bahwa PKS mulai digoyang lantaran ada tawaran masuk cabinet. Isu itu kemudian mengarah ke Jokowi yang dituding ingin menggagalkan koalisi tersebut.
“Saya juga mendengar informasi itu dan konon itu adalah sebuah ide yang muncul dari seorang menteri senior dari KIB, disampaikan ke Pak Jokowi dan Pak Jokowi kabarnya setuju,” tutur Khoirul Umam.
Ia juga mengungkapkan jika tawaran ini masih disembunyikan, tidak terungkap secara terang-terangan.
“Tapi tampaknya ada ekspektasi yang berbeda tuh, ekspektasinya kalaupun ada akad itu bukan siri tetapi harus secara terbuka,” jelasnya.
Tak hanya itu, Khoirul Umam mengatakan masih ada ganjalan PKS masuk ke kekuasaan. Kondisi tersebut terkait dengan berbagai faktor politis.
“Tapi sepertinya pihak kekuasaan agak malu-malu untuk menunjukkan punya keinginan membangun kebersamaan dengan PKS, ya mungkin ada faktor ideologis, mungkin ada faktar politik yang lain,” tutur Umam.
Namun ia kembali mengingatkan bahwa sentilan PKS akan dapat jatah kursi menteri bukan hanya sekedar pepesan kosong.
“Itu spekulatif, tapi sebagai sebuah wancana ini kan tak ada asap kalau tak ada api kan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Politikus PDIP Ruhut Sitompul meminta Anies Baswedan lebih berhati-hati kepada kelompok Prabowo Subianto daripada mengkhawatirkan campur tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Seperti yang tadi dikatakan Pak Joko Widodo tadi di Hanura, jadi jangan menyalahkan istana, tapi memang bagian istana ada yang guilty feeling melihat Anies, siapa? Ya, Pak Prabowo Gerindra,” tutur Ruhut dalam perbincangan di Adu Perspektif dilansir pada Sabtu (24/12/2022).
“Jadi jangan bilang pemerintah, tapi mungkin gerindra pingin memenangkan hati daripada PKS loh, supaya Anies ini enggak jadi,” ungkapnya.
Ruhut menilai, jika PKS atau Demokrat mundur dari calon koalisi, maka mantan Gubernur DKI itu tak bisa maju lantaran tak memenuhi ambang batas pencalonan presiden 20 persen.
“Ini kan kuncinya di Demokrat dan PKS, satu dari mereka yang ketarik enggak jadi, jangan salahkan Pak Jokowi, pemerintah, Istana, tapi memang ada di sini (istana) Pak Prabowo, lihat timnya bagaimana mereka melihat Anies Baswedan,” kata Ruhut.
Politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul malah meminta Anies untuk lebih berhati-hati pada kelompok Prabowo Subianto ketimbang mengkhawatirkan campur tangan Jokowi.
“Seperti yang tadi dikatakan Pak Joko Widodo tadi di Hanura, jadi jangan menyalahkan istana, tapi memang bagian istana ada yang guilty feeling melihat Anies, siapa? ya Pak Prabowo Gerindra,” ujar Ruhut Sitompul dalam perbincangannya di Adu Perspektif.
“Jadi jangan bilang pemerintah, tapi mungkin Gerindra pingin memenangkan hati daripada PKS loh, supaya Anies ini enggak jadi,” imbuhnya.
Ruhut menyebutkan bahwa masih ada sakit hati dari Gerindra ke Anies. Pasalnya dulu Gerindra menjadi partai utama yang mengusung Anies di Pilgub DKI Jakarta, namun kini malah bakal menjadi lawan di Pilpres 2024.
“Anies harus waspada, ini kuncinya di Anies kok, ada yang merasa dikecewakan oleh Anies, Gerindra Pak Prabowo itu yang harus diwaspadai,” ungkap Ruhut.
Ruhut lantas mengingatkan soal koalisi Gerindra-PKS dulunya.
“Mereka Gerindra mau merebut PKS kok, PKS kan kawan mereka juga dulu,” ungkapnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)