RUANGPOLITIK.COM – Direktur Eksekutif CSIS, Sholeh Basyari mengungkapkan ada tiga indikator penyimpangan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam tragedi Kanjuruhan Malang yang menelan 131 korban.
Sholeh Basyari menuturkan penyimpangan atas prinsip HAM dalam tragedi ini di antaranya adalah proteksi, penghormatan, dan pemenuhan.
“Sekurang-kurangnya ada tiga indikator terjadinya penyimpangan HAM di Kanjuruhan,” katanya kepada RuPol, Kamis (6/10/2022).
Yang kedua lanjut dia sifat dasar HAM dihilangkan. Sifat dasar HAM tersebut meliputi accesable (bisa dijangkau), available (tersedia), aceptable (bisa diterima) dan adaptable (bisa beradaptasi).
“Empat sifat HAM ini dalam kasus Kanjuruhan hilang untuk melindungi, menghormati dan memenuhi rasa keamanan penonton,” pungkasnya.
Selanjutnya, yang ketiga dalam konteks HAM, jika terjadi penyimpangan-penyimpangan HAM di Kanjuruhan, maka pelakunya adalah negara.
Sebab menurut dia HAM adalah relasi negara dan warganya. Negara dalam konteks HAM meliputi semua aparatur yang hadir dan bertanggung jawab di Kanjuruhan.
“Jika terjadi penyimpangan-penyimpangan HAM di Kanjuruhan, perseorangan, perseroan maupun perserikatan, tidak bisa dijadikan pelaku,” tuturnya.
Diketahui, laga Derby Jawa Timur berakhir ricuh. Laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 itu akhirnya dimenangkan Persebaya 3-2.
Pertandingan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya yang berakhir 2-3 untuk tim tamu berakhir ricuh seusai laga.
Ribuan suporter Arema FC turun ke lapangan meluapkan emosi karena timnya kalah. Setidaknya 131. suporter dilaporkan tewas dalam insiden ini.(FSL)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)