Login
No Result
View All Result
Ruang Politik
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini
No Result
View All Result
Ruang Politik
No Result
View All Result
Home Nasional

Mahfud Md: Saya Ragukan Istri Ferdy Sambo Alami Pelecehan Seksual

by Ruang Politik
in Nasional
440 8
0
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md disebut meragukan dugaan pelecehan seksual sebagai latar belakang kasus pembunuhan/Ist

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md /Ist

480
SHARES
1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

RUANGPOLITIK.COM-Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md disebut meragukan dugaan pelecehan seksual sebagai latar belakang kasus pembunuhan ajudan mantan Kelapa Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo, Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Mahfud meragukan cerita itu karena menilai adanya skenario merekayasa kasus ini sejak awal.

Menurut Mahfud yang juga merupakan Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), rekayasa awal pembunuhan ini bermula dari adanya cerita pelecehan seksual sebelum kejadian tembak menembak di rumah dinas Sambo.

RelatedPosts

Adukan Penyidik Polda Kalsel yang Lakukan Intimidasi, Komut PT AGM Datangi Mabes Polri

Diduga Melakukan Penipuan, Ketua PN Kutai Barat Dilaporkan ke Polisi

Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh Resmi .Dilantik Presiden Prabowo

Menurutnya, skenario itu dibangun Sambo untuk mendukung jebakan psikologi kepada orang lain agar mendukung ceritanya.

“Soal adanya tembak menembak itu bukan main prakondisinya. Sebelum skenario itu dimunculkan bahwa sudah ada jebakan psikologi kepada orang tertentu untuk mendukung bahwa itu tembak menembak,” tutur Mahfud seperti dikutip RuPol dalam salah satu podcast di media sosial YouTube.

Mahfud Md menceritakan, sebelum polisi mengumumkan cerita tembak menembak dan pelecehan seksual itu, Ferdy memanggil komisioner Komisi Kepolisian Nasional Poengky Indarti ke kantornya. Di depan Poengky, Sambo menangis dan bercerita dirinya merasa teraniaya mengetahui istrinya dilecehkan Yosua.

Berita Terkait:
Edwin Partogi Pasaribu: Bharada E akan Ada di Pengadilan. Bakal Aman Kah?…

Bharada E Jadi Tumbal di Kasus Brigadir J, Ketua Komnas HAM: Saya Tidak Tega

Lima Pernyataan Baru Bharada E yang Mengejutkan, Ini Kesaksiannya…

Komnas HAM Sebut Bharada E Belum Tentu Jadi Pelaku Penembak Brigadir J

“Kalau saya (Sambo) sendiri di situ saya tembak habisi dia,” kata Mahfud menceritakan ulang keterangan Sambo yang disampaikan kepada Poengky.

Setelah mendengar cerita itu, kata dia, Poengky pulang dan tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi. Anggota kompolnas lainnya juga dipanggil Sambo, dan bekas kepala Satuan Tugas Khusus Merah Putih yang telah dibubarkan itu menceritakan hal yang sama.

“Berarti ini ada pengkondisian psikologis agar ada orang yang nanti membela menyatakan bahwa itu terzalimi. Betulkan Kompolnas dan Komnas HAM semula menduga itu (tembak menembak dan terjadi pelecehan seksual).”

Kata Mahfud, Sambo terus mengkondisikan telah terjadi penzaliman kepada keluarganya yang dilakukan Yosua. Sebab Sambo tidak berhenti bergerilya sampai ke Kompolnas untuk menceritakan skenario itu. Sambo juga menghubungi beberapa anggota DPR menceritakan hal yang sama bahwa terjadi pelecehan di rumahnya. Mahfud sempat mengkonfirmasi langsung anggota DPR yang menemui Sambo, tapi tidak direspon.

“Saya telpon tidak diangkat. Saya mau tanya itu,” ungkapnya.

Melihat kasak kusuk Sambo itu, Mahfud melihat bahwa tersangka tersebut telah menciptakan prakondisi pelecehan sebelum kepolisian mengumumkan kematian Yosua kepada publik. Mahfud yang meragukan cerita itu pun memanggil Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto yang terpengaruh terhadap cerita Sambo itu.

“Setelah saya mendengar itu saya minta mengganti perspektif,” ucapnya. “Saya panggil Benny Mamoto, mengapa anda menyatakan itu kejadian benar padahal ada perspektif lain yang mungkin lebih masuk akal.”

Saat bertemu dengan Mahfud, Benny mengaku menerima informasi soal adu tembak dan pelecehan itu dari Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan.

Mahfud pun mempertanyakan mengapa Benny menerima begitu saja cerita yang tidak masuk akal itu.

“Tidak ada kaitan antara cerita satu dengan lainnya, faktanya apa itu tidak mungkin begitu. Sudah sekarang ganti perspektif bahwa ini bukan pelecehan,” minta Mahfud kepada Benny.

Poengky membenarkan cerita Mahfud. Ia mengaku diundang Sambo ke kantornya pada Senin, 11 Juli lalu, pukul 10.00. Poengky mengatakan tidak mengetahui bahwa ada kasus pembunuhan di rumah dinas Sambo.

“FS (Sambo) yang meminta waktu saya untuk berdiskusi,” ujarnya.

Awalnya, Poengky berharap akan mendapat data-data pelanggaran anggota Polri yang diproses etik dan disiplin semester satu tahun ini. Namun, di luar dugannya, ternyata yang disebut Sambo sebagai diskusi adalah keinginannya bercerita soal kematian Yosua.

“Cerita sambil menangis bahwa istrinya dilecehkan sopirnya, tetapi dibela ajudannya dan terjadi tembak menembak, mengakibatkan sopir istrinya meninggal dunia,” ucapnya.

Poengky awalnya sempat terharu dengan cerita Sambo. Apalagi di hadapannya adalah seorang jenderal bintang dua yang bercerita sambil menangis. Di satu sisi, Poengky mengaku sangat prihatin ada korban meninggal, dan ada juga seorang istri yang menjadi korban pelecehan.

“Tapi di sisi lain saya ragu dengan ceritanya. Saya sempat berpikir apakah FS pemain watak? Selama ini saya tidak pernah dekat dengan FS. Aneh saja kok saya tiba-tiba dicurhati sambil nangis-nangis.”

Setelah mendapatkan cerita itu, Poengky langsung menceritakan pertemuan itu kepada komisioner Kompolnas lainnya, yakni Mahfud dan Benny Mamoto. “Siang harinya kasus ini baru meledak dan sorenya Mabes Polri mengeluarkan rilis berdasarkan hasil olah TKP. Kami merujuk pada rilis Mabes Polri,” ujarnya.

Keesokan harinya, Kompolnas mendatangi Polres Jakarta Selatan untuk mengecek kebenarannya. Kompolnas juga menggali informasi langsung, termasuk memeriksa tempat kejadian perkara saat awal kasus ini diketahui.

Setelah dibentuk Tim Khusus dan dilakukan penyidikan secara scientific, barulah diketahui bahwa ada obstruction of justice atau upaya menghalangi penyelidikan saat olah TKP.

Karena melihat indikasi obstruction of justice saat olah TKP awal yang mau mengaburkan fakta kejadian sebenarnya itu, Kompolnas kemudian merekomendasikan kepada Kapolri untuk bedol desa orang-orang yang diduga melakukan rekayasa kejadian itu. “Kami juga meminta dilakukan pemeriksaan etik dan proses pidana jika diduga ada yang melakukan tindak pidana.”

Selain itu, Kompolnas juga membuat surat rekomendasi pada Kapolri agar pemakaman almarhum Yosua setelah otopsi kedua dilakukan secara kedinasan. “Karena diduga ada obstruction of justice dalam pengusutan kasusnya dan Yosua belum terbukti bersalah,” ujarnya.

Seperti diketahu, polisi awalnya menyebut tragedi kematian Yosua dilatari peristiwa pelecehan terhadap Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo. Yosua disebut terlibat tembak menembak dengan Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang Lumiu.

Belakangan skenario itu berantakan setelah Richard buka suara. Dia mengaku turun dari lantai dua ke lantai satu rumah dinas Ferdy setelah mendengar kegaduhan. Sesampainya di lantai satu, Richard mengaku melihat Ferdy memegang pistol sementara Yosua sudah terkapar. Richard juga mengaku sempat diperintah Ferdy untuk menembak Yosua.

Polisi kemarin pun menghentikan kasus dugaan pelecehan seksual yang diadukan Putri Candrawathi. Mereka menyatakan tak ada bukti yang mendukung laporan istri Ferdy Sambo itu.

Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)

Tags: Mahfud MDMenko PolhukamRuang Politik
Previous Post

Cak Imin: Optimis Gerindra dan PKB Menang di Pilpres 2024

Next Post

Telisik Fakta Detik-Detik Brigadir J Sebelum Ditembak, Polri: Ferdy Sambo Menyuruh…

Ruang Politik

Next Post
Irjen Pol Sambo/Ist

Telisik Fakta Detik-Detik Brigadir J Sebelum Ditembak, Polri: Ferdy Sambo Menyuruh…

Recommended

130 Pelajar Ikuti Kejuaraan Catur Walikota CUP 2025

130 Pelajar Ikuti Kejuaraan Catur Walikota CUP 2025

2 hari ago
4 Atlet Biliard PWI Payakumbuh-Limapuluh Kota Siap Berlaga di Ajang PORWARPROP Sumbar 2025

4 Atlet Biliard PWI Payakumbuh-Limapuluh Kota Siap Berlaga di Ajang PORWARPROP Sumbar 2025

6 hari ago

Trending

Jumat Berkah Owners Bebek Ngalau Lamak Bana dan Guci Swalayan Bantu 100 Kepala Keluarga (KK) di Payakumbuh

Jumat Berkah Owners Bebek Ngalau Lamak Bana dan Guci Swalayan Bantu 100 Kepala Keluarga (KK) di Payakumbuh

7 hari ago
H. Muhammad Thohir, pengusaha papan atas nasional, Ayah Boy Thohir dan Erick Thohir/RuPol

Mengenal H Teddy Thohir, Pengusaha Nasional yang Lengket dengan Masjid

2 tahun ago

Popular

Warung Bakso Sony Hadir di Payakumbuh, Rasanya “Lamak Bana”

Warung Bakso Sony Hadir di Payakumbuh, Rasanya “Lamak Bana”

4 minggu ago
Capt. Harmen, M.Mar Anggota DPRD Payakumbuh Setuju Payakumbuh Jadi Kota Batiah

Capt.Harmen,M.Mar Anjurkan BPBD Payakumbuh Untuk Kerjasama Dengan Pihak Swasta

4 minggu ago
19 Keluarga di Payakumbuh Mendapatkan Bantuan.Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)

19 Keluarga di Payakumbuh Mendapatkan Bantuan.Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)

3 minggu ago
Pemko Payakumbuh Gelar Pelantikan dan Penyerahan SK PPPK

Pemko Payakumbuh Gelar Pelantikan dan Penyerahan SK PPPK

1 bulan ago
Dinas Ketapang Payakumbuh Gelar Kegiatan Pelatihan Budidaya Jamur Tiram

Dinas Ketapang Payakumbuh Gelar Kegiatan Pelatihan Budidaya Jamur Tiram

3 minggu ago
  • Personalia
  • Kerjasama & Iklan
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2023 Ruangpolitik.com - Smart Guide In Election

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini
Login

Copyright © 2023 Ruangpolitik.com - Smart Guide In Election