RUANGPOLITIK.COM – Pergerakan politik Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar terlihat paling sibuk sejak beberapa bulan terakhir.
Berbagai manuver Ketum partai terlama setelah Megawati itu, selalu menghiasi media-media dan menjadi topik pembicaraan para pemerhati politik.
Namun jika melihat hasil dari beberapa lembaga survey, manuver-manuver Muhaimin tersebut belum membuahkan elektabilitas yang maksimal.
Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari, mengatakan langkah yang diambil Muhaimin terlalu terburu-buru untuk keluar kandang.
“Harusnya Cak Imin (Muhaimin Iskandar) main di dalam dulu, di lingkungan NU dulu. Jangan buru-buru menjangkau yang lain,” ujarnya melalui keterangan tertulis kepada RuPol, Jumat (24/6/2022).
Berita Terkait:
PKB Harus Bujuk KH Said Aqil Siradj Untuk Jadi Ketua Dewan Syuro
Putri Gus Dur Tuding Cak Imin Rebut PKB, Refly Harun: Partai Bukan Milik Satu Orang
Cak Imin Vs Yenny Wahid Luka Lama Konflik PKB
PKB Desak Cak Imin Calon Presiden, Prabowo Diminta Jadi Cawapres
Aktivis vokal NU itu, menyarankan Muhaimin untuk berusaha memperbaiki hubungan dengan PBNU dan pihak-pihak yang berseberangan dengan dia di kalangan NU.
Jika semua itu bisa terlaksana, langkah Muhaimin untuk menjadi presiden akan jauh lebih mudah.
“Jika Cak Imin bisa menyatukan PKB dengan PBNU, dia akan jadi Presiden Indonesia ke-8. Kekuatan NU itu sangat besar, ada yang bilang sampai 70 juta atau 90 juta. Sudah menang itu,” lanjut Sholeh.
Bagi Sholeh, untuk menyatukan lagi PKB dengan PBNU itu bukan pekerjaan mudah, karena saat ini tokoh-tokoh di PKB maupun PBNU memiliki kepentingan sendiri-sendiri.
“Semua memiliki kepentingan masing-masing, dan membawa umat ikut dengan kepentingan mereka. Jika semua berpikir tentang NU dan umat, harusnya bisa bersatu. Ini yang harus sama-sama kita dorong, ayo bersatulah,” pintanya.
Walau sulit, namun Sholeh tetap meyakini pada suatu waktu nantinya akan terjadi persatuan tersebut.
Dan jika Muhaimin yang tampil di depan mewujudkan itu, maka keinginannya untuk menjadi presiden akan terbuka lebar.
“Saya tetap yakin dan optimis pada suatu titik nanti, semua akan tersadar, apalagi jika Kiai-kiai kampung sudah bersuara. Saat itulah Cak Imin akan mendapatkan limpahan elektoral yang besar. Karena memang saluran politik warga NU itu saat ini adalah PKB. Saya kembali menyarankan kepada Cak Imin, lebih baik carikan formula untuk persatuan itu, daripada sibuk sosialisasi dengan baliho, konser atau apapun itu,” pungkasnya. (ASY)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)