RUANGPOLITIK.COM-Uni Eropa (UE) memutuskan untuk berutang demi sokong finansial Ukraina. UE berencana mendanai biaya operasional pemerintah di Kiev, setidaknya selama tiga bulan.
Politico Europe melaporkan pada Senin, 9 Mei, Uni Eropa berniat kumpulkan dana sebanyak €15 miliar atau setara Rp230,5 triliun.
Dana fantastis itu akan dikumpulkan melalui emisi utang baru, menggunakan template yang dibuat untuk bantuan Covid-19.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengatakan kepada Dana Moneter Internasional (IMF) bahwa dia membutuhkan $7 miliar per bulan atau Rp101,7 triliun. ($1 = Rp 14,536).
Berita Terkait:
Ketua DPD: Waspada Dampak Sanksi Uni Eropa untuk Rusia
Rusia Ambil Alih Kherson Ukraina, Rubel Diberlakukan hingga Internet Dialihkan
Gedung Putih Kecam Indonesia Undang Rusia di KTT G20
Joe Biden: AS Hampir Kehabisan Dana Setelah Kirim Bantuan Senjata ke Ukraina Senilai 150 Juta Dolar
Amerika Serikat (AS) telah berjanji akan menyediakan sepertiga dari jumlah itu untuk tiga bulan ke depan.
Untuk mengisi gap kekurangannya, Uni Eropa ikut andil gelontorkan sejumlah uang bagi Ukraina dari obligasi khusus.
Komisi Eropa (EC) memberi pengarahan kepada duta besar negara-negara anggota UE tentang rencana tersebut pada Jumat, 6 Mei.
Sumber dana nantinya akan melibatkan penerbitan utang menggunakan jaminan dari negara-negara anggota UE.
Skema disusun dalam program the temporary Support to mitigate Unemployment Risks in an Emergency (SURE).
SURE biasanya digunakan untuk mengumpulkan €100 miliar dana bantuan bagi warga negara UE yang kehilangan pekerjaan akibat lockdown Covid-19.
Setelah transaksi, utang itu kemudian akan disekuritisasi sebagai obligasi mulai dari 5 hingga 30 tahun.
“Setiap kali ada masalah dengan uang, (Komisi) selalu mengandalkan SURE!” ujar seorang diplomat yang dikutip Politico, seperti dikutip RuPol dari Russian Today, Selasa, (10/5/2022).
Austria, Jerman, dan Yunani bahkan berharap negara-negara non-Uni Eropa seperti Jepang, Norwegia, dan Inggris akan ikut serta memberi bantuan dana, agar dapat mengurangi sedikit beban utang yang harus ditanggung UE.
Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell telah mengusulkan opsi lain untuk mendanai pembangunan kembali Ukraina.
Yaitu menyita cadangan devisa Rusia yang saat ini dibekukan di bawah sanksi Uni Eropa.
Borrell merujuk contoh ketika Washington menyita dana bank sentral Afghanistan setelah AS menarik diri dari Afghanistan dan Taliban mengambil alih.
Menurutnya, metode tersebut sangat efektif, mengingat efeknya akan sekaligus menghasilkan dua keuntungan, yaitu tekanan ekonomi bagi Rusia sekaligus pembangunan kembali di Ukraina. (BJP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)