RUANGPOLITIK.COM-Tahun ini, Hari Pendidikan Nasional ( Hardiknas ) jatuh pada hari ini, Senin 2 Mei 2022 atau bertepatan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.
Adapun tema peringatan Hardiknas 2022 adalah Pimpin Pemulihan, Bergerak untuk Merdeka Belajar.
Setiap tahunnya, Hardiknas memang diperingati setiap tanggal 2 Mei. Namun kenapa dipilih 2 Mei dan bukan tanggal lain? Ternyata hal ini tak lepas dari sosok dan perjuangan Ki Hadjar Dewantara , sang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia di era kolonialisme.

Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei ini memang bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara lahir dari keluarga kaya, ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan.
Berita Terkait:
Ketua DPR Dorong Pemerataan Pendidikan untuk Semua
Kemenag Siapkan Regulasi Pencegahan Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Keagamaan
Antisipasi Politik Uang, Gerindra Gelar Pendidikan Politik Kaum Marjinal
78 Tahun Amien Rais, Perjalanan Politiknya hingga Mendirikan Partai Ummat
Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda, dan ia kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa setelah kembali ke Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan setelah kemerdekaan Indonesia. Filosofinya, Tut Wuri Handayani (“di belakang memberi dorongan”), digunakan sebagai semboyan dalam dunia pendidikan Indonesia. Ia wafat pada tanggal 26 April 1959.
Mengenal Sosok Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara memiliki nama asli R.M. Suwardi Suryaningrat lahir dari keluarga ningrat di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Ia mengenyam pendidikan di STOVIA, namun tidak dapat menyelesaikannya karena sakit.
Akhirnya, Ia bekerja menjadi seorang wartawan di beberapa media surat kabar, seperti De Express, Utusan Hindia, dan Kaum Muda.

Selama era kolonialisme Belanda, ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau kaum priyayi yang bisa mengenyam bangku pendidikan.
Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo.
Ketiga tokoh ini kemudian dikenal sebagai “Tiga Serangkai”. Setelah kembali ke Indonesia, ia kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan Nationaal Onderwijs Institut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa.

Kemendikbudristek menetapkan, sehubungan dengan Hari Raya Idul Fitri 1443 H dan cuti bersama tahun 2022, maka Upacara Bendera Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2022 pada tanggal 13 Mei 2022 pukul 08.00 WIB secara tatap muka, terbatas dan minimalis.
Kemendikbudristek juga mendorong adanya penerapan protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah tanpa mengurangi makna, semangat, dan kekhidmatan acara. (BJP)
Berbagai Sumber
Editor: B. J Pasaribu
(Rupol)