RUANGPOLITIK.COM – Krisis kelangkaan minyak goreng sejak beberapa waktu terakhir membuat semua pihak mulai gerah.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengusulkan agar DPR membuat panitia khusus (pansus) untuk mengatasi persoalan tersebut.
“Jalannya, ya itu, DPR harus segera membuat pansus buat mengatasi ini. Di dalam pansus nantinya akan segera terbuka letak permasalahannya,” ujar Dedi melalui keterangan tertulisnya yang sampai ke redaksi RuPol, Kamis (17/3/2022).
Pansus juga bisa memberikan solusi kepada pemerintah dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng ini.
“Karena ada reomendasi dari pansus, itu bisa menjadi rujukan bagi pemerintah untuk mencari jalan keluar yang tepat,” lanjut Dedi.
Selain hal itu, menurut Dedi, dengan membentuk pansus itu adalah respon dari kekecewaan DPR kepada Menteri Perdagangan M Lutfi.
“DPR kan sudah dua kali mengundang secara resmi Mendag, tapi dua kali juga mangkir. DPR harus bersikap tegas, salah satunya dengan membentuk pansus tersebut,” ujar mantan Bupati Purwakarta tersebut.
Berita terkait:
Puan: Ibu-ibu Menjerit Harga Migor Rp50 Ribu!
Pimpinan Komisi VI Rapat Terkait Pemanggilan Mendag Hari Ini!
Mendag Tak Hadir Rapat Gabungan, DPR RI Akan Jemput Paksa
DPR Panggil Paksa Mendag Bahas Kelangkaan Minyak Goreng
Permasalahan minyak goreng ini sudah sangat komplek, dimana setelah sempat langka selama beberapa waktu, saat ini harga juga sudah melambung tinggi.
Ketua DPR Puan Maharani meminta pemerintah untuk segera mencari jalan kelar terhadap permasalahan ini.
“Kami meminta komitmen pemerintah untuk menyelesaikan persoalan minyak goreng yang masih langka di pasaran dan membuat masyarakat kesulitan,” kata Puan dalam keterangan persnya, Rabu (16/3/2022).
Kini, harga minyak goreng kembali naik akibat adanya kelangkaan pasokan di pasaran. Puan menilai, masalah ini harus mendapat penanganan khusus.
“Ibu-ibu menjerit karena sekalinya dapat minyak goreng ada yang harganya sampai Rp50 ribu untuk kemasan 2 liter, bahkan ada yang lebih. Ini betul-betul memberatkan rakyat,” imbuh Puan. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)