Oleh: Raymon LM, Aktivis Mahasiswa 98 Sumatera Barat
RUANGPOLITIK.COM — Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batas usia calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) telah menciptakan ombak perubahan dalam dinamika politik Indonesia Meskipun disatu sisi katanya dapat memuluskan jalannya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden, namun disisi lain putusan ini juga secara langsung mengunci kemungkinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk ikut sebagai cawapres pada Pemilihan Presiden 2024.
Namun perlu dicatat bahwa pemberlakuan putusan MK ini masih menunggu revisi pada Pasal 169 huruf q UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 untuk benar-benar dapat diberlakukan.
Karena Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) memiliki sifat erga omnes, yang berarti mengikat semua pihak dan mengikuti prinsip hukum yang terkandung dalam pasal bersangkutan.
Namun, MK tidak secara langsung dapat membatalkan undang-undang. Putusan MK yang membatalkan norma harus diakomodasi dalam perubahan undang-undang yang bersangkutan. MK memiliki kewenangan untuk membatalkan pasal, ayat, atau bagian dari undang-undang, tetapi pembatalan tersebut memerlukan proses perubahan undang-undang melalui lembaga legislatif
Perhatian kita minggu-minggu ini nyaris tersedot habis sampai dengan saat dibacakan nya putusan MK tentang batas usia capres dan cawpres ini, dan kemudian hal ini menjadi polemik yang telah memicu perubahan dinamika politik.
Ketika Anies pertama kali mengumumkan cak Imin sebagai cawapresnya maka kubu Ganjar dan Prabowo segera melakukan mapping kekuatan dan mulai menghitung-hitung harus mencapreskan siapa di kubu mereka nantinya.
Namun setelah pembacaan putusan Mk pada hari Senin 16 Oktober yang lalu, kubu Ganjar mulai terlihat kasak kusuk dan sepertinya ada pihak-pihak yang agak panik dan meminta agar segera mengumumkan cawapresnya Ganjar hingga pilihan nya jatuh pada Mahfud MD.
Dan pada hari ini tanggal 19 Oktober 2023 kedua kubu yang sudah memiliki pasangan capres dan cawapres pun sudah mendatarkan diri ke KPU .
Bagaimana dengan kubu Prabowo?
Apakah kubu Prabowo harus ikut-ikutan panik dengan kondisi seperti ini?
Sepertinya tidak, karena kasak kusuk politik minggu-minggu ini seharusnya justru teramat sangat menguntungkan kubu Prabowo, mengapa? Karena dengan telah diumumkan nya Mahfud MD sebagai cawapres nya Ganjar maka Prabowo sudah memiliki peta semua kekuatan dan kelemahan lawan sementara lawan belum bisa melihat peta kekuatan dan kelemahan Prabowo. Sebagai mantan prajurit tentunya Prabowo lebih paham dalam membaca peta pertempuran.
Keadaan ini bisa juga menjadi momentum yang menguntungkan bagi Prabowo sekaligus dapat melakukan pengumpulan yang dikecewakan atau ditinggalkan oleh kedua kubu yang akan menjadi lawan tanding Prabowo pada pilpres 2024 nanti.
Apakah ini bagian dari taktik dan strategi tim Prabowo atau kehendak alam semesta, semua masih menjadi misteri. Suatu hal yang pasti, politik Indonesia kini berada di persimpangan yang menentukan, dan setiap langkah tokoh-tokoh politik akan menjadi sorotan tajam dalam persiapan menghadapi pilpres mendatang.
Editor: Syafri Ario
(Rupol)