Kaesang Pangarep juga menjelaskan bahwa PSI adalah partai terbuka yang tidak terpaku pada golongan tertentu.
RUANGPOLITIK.COM – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menyatakan bahwa pertemuan dengan Ketua Umum PBNU, K.H. Yahya Cholil Staquf, tidak melibatkan pembahasan politik.
“Enggak, cuma minum-minum teh, minum-minum kopi.” ungkap Kaesang, seusai pertemuan yang berlangsung di kediaman Gus Yahya, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam (5/10).
Pertemuan yang berlangsung di kediaman Gus Yahya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, hanya berfokus pada berdiskusi santai tanpa membahas politik. Kaesang menegaskan bahwa tidak ada saran atau dukungan politik yang disampaikan oleh PBNU.
“Sekali lagi, kami meminta nasihat, meminta restu kepada beliau (Ketum PBNU) supaya jalan kami jauh lebih berkah, itu saja,” ujarnya, menegaskan bahwa pertemuan tersebut merupakan bentuk permohonan nasihat dan restu.
Kaesang Pangarep juga menjelaskan bahwa PSI adalah partai terbuka yang tidak terpaku pada golongan tertentu. “Hal tersebut tidak berarti partainya hanya dekat dengan golongan tertentu karena PSI terbuka untuk semua pihak,” katanya.
Sebelum pertemuan dengan Gus Yahya, Kaesang Pangarep juga mengunjungi Kantor Pengurus Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) di Jakarta Utara pada Kamis pagi. Kedatangannya untuk meminta nasihat bagi perkembangan partainya.
Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni, menyatakan bahwa pertemuan-pertemuan tersebut merupakan upaya untuk memperkenalkan Ketua Umum baru PSI dan menyerap aspirasi dari berbagai pihak, termasuk kader PSI, tokoh agama, dan masyarakat.
Kaesang Pangarep secara resmi menjabat sebagai Ketua Umum PSI periode 2023—2028 setelah ditunjuk pada tanggal 25 September lalu.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)