Tim medis mengoleskan krim ke matanya. Namun kelopak mata Hartman justru tak mau bergerak.
RUANGPOLITIK.COM —Seorang wanita meneteskan lem super glue ke matanya. Pasalnya, dia keliru mengira lem itu sebagai obat tetes mata.
Hal itu dialami oleh Lydia Hartman, seorang wanita yang tinggal di New York, Amerika Serikat.
Suatu malam, dia hendak mengambil obat tetes mata yang disimpan di meja samping tempat tidurnya. Kendati memiliki aroma yang berbeda dengan obat tetes mata, tapi dia tetap meneteskan lem itu ke matanya.
Alhasil, dia pun segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Dia juga mendokumentasikan momen itu dan mengunggahnya ke TikTok.
“Mereka menyuruh saya mengoleskan salep yang dapat mengurai dan melarutkan lem,” katanya, dikutip dari ladbible.com pada Selasa, 20 Juni 2023.
Tim medis mengoleskan krim ke matanya. Namun kelopak mata Hartman justru tak mau bergerak.
“Itu tidak berhasil, jadi mereka mulai mengorek-ngorek lem untuk memisahkan mata saya,” kata Hartmann dalam video tersebut.
Tetap saja tidak berhasil. Apakah ini akan menjadi hidupnya selamanya sekarang? Hidup dengan kebutaan akibat kelopak mata yang dilem?
Bagaimanapun, apa yang terjadi selanjutnya rupanya merupakan cobaan berat bagi wanita muda itu.
“Mereka kemudian membawa saya ke sebuah ruangan pribadi dan menggunakan alat logam untuk mencungkilnya dan akhirnya berhasil membuka kelopak mata saya,” ujarnya dalam video tersebut.
Dia juga menunjukkan kondisi matanya dengan lebih dekat. Unggahan itu pun membuat netizen tak habis pikir.
Seorang pengguna bertanya: “Bagaimana Anda bisa melakukan itu? Apakah Anda sudah membaca isi botolnya? Untuk referensi di masa depan, taruh lem super di laci atau di tempat lain.”
Orang lain juga menambahkan: “Saya sangat berharap Anda memiliki gambaran tentang bagaimana Anda bisa bingung antara lem super dan obat tetes mata.”
Namun ada satu komentar yang cukup menghibur, dengan pengguna TikTok lainnya mengungkapkan bahwa hal ini sering terjadi.
Mereka menyindir: “Mantan teknisi mata di sini! Hal ini lebih sering terjadi daripada yang Anda kira.” (Oktaviane Putri Vadilah).
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)