Brigjen Pol Ramdani mengungkapkan, pihaknya menerima laporan adanya ancaman jika KKB Papua akan melakukan kegiatan di wilayah Yapen.
RUANGPOLITIK.COM —Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua menebar ancaman buntut penangkapan anggotanya. Mereka menuntut kepolisian membebaskan anggotanya.
Merespons tuntutan dan ancaman KKB Papua, Kepolisian Daerah (Polda) Papua menambah personel pengamanan di daerah yang dianggap rawan. Polda Papua mengirim pasukan Brimob ke Yapen.
Wakapolda Papua, Brigjen Pol Ramdani Hidayat menjelaskan bahwa setelah penangkapan anggota KKB di Yapen terdapat adanya ancaman.
Brigjen Pol Ramdani mengungkapkan, pihaknya menerima laporan adanya ancaman jika KKB Papua akan melakukan kegiatan di wilayah Yapen.
Nah, untuk mengantisipasi dan menjaga keamanan di wilayah Yapen, Polda Papua mengirimkan sejumlah pasukan untuk memperkuat pengamanan dari ancaman gangguan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Selain itu Brigjen Pol Ramdani juga mengatakan, pihak TNI-Polri juga telah merespon ancaman tersebut serta menggencarkan patroli keamanan.
“Informasi dari Wadansat Brimob, sudah dikirim pasukan ke sana,” ucapnya.
Ancaman tersebut berawal dari penangkapan salah satu anggota KKB di Yapen pada 15 Mei 2023 lalu.
Brigjen Pol Ramdani menjelaskan jika pimpinan KKB Yapen Sefnat Merani bersama kelompoknya meminta agar anggotanya dilepas.
Berkenaan hal tersebut, Wakapolda Papua tegas tidak ada pelaku kejahatan kriminal yang dibebaskan tanpa menjalani hukumannya.
Sedangkan kegiatan KKB di Yapen, beberapa waktu lalu, Danrem 173/PVB dan Dandim 1709/Yawa menerima 6 pucuk senjata rakitan beserta amunisinya, pemberian dari simpatisan Kelompok Separatis Teroris (KST) yang ada di wilayah Distrik Angkaisera dan Distrik Yapen Utara, Kabupaten Kepulauan Yapen beberapa waktu lalu.
Brigjen TNI Iwan Setiawan mengungkapkan, dua orang simpatisan yang menyerahkan 6 pucuk senjata api rakitan.
Adapun senjata tersebut terdiri dari 4 pucuk laras panjang, 2 pucuk laras pendek (pistol), 97 butir munisi, 1 buah HT, 4 lembar bendera bintang kejora dan beberapa dokumen KST.
Menurut Brigjen TNI Iwan, penyerahan tersebut karena mereka tergerak setelah melihat keseriusan Pemerintah Indonesia yang telah membangun Papua dan ditambah terlaksananya PON yang sangat megah yang dibuka secara langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi.
“Sebenarnya mereka sudah begitu lama menyimpan senjata beserta amunisi ini, sebab mereka beranggapan bahwa Papua akan merdeka,” terang Brigjen TNI Iwan.
“Akan tetapi setelah melihat pembangunan dan penyelenggaraan PON di Papua, mereka yakin inilah yang benar bahwa Papua merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bingkai NKRI,” ujar Brigjen TNI Iwan.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)