RUANGPOLITIK.COM — Aksi relawan Jokowi yang menggelar acara di Stadion Gelora Bung Karno, Sabtu (26/11) lalu juga menuai kritik dari aktivis dan pakar hukum Damai Hari Lubis, saat dihubungi RuPol, Minggu (27/11).
Menurut Damai Hari Lubis, aksi relawan tersebut tak lebih sebagai bentuk ketakutan Jokowi yang mulai mengalami kebingungan jelang masa jabatan sebagai presiden berakhir.
“Jokowi dalam kebingungan seperti yang ia mau karena semua koleganya berkompetisi. Atau juga ia tengah mencari ‘juru selamat’ jika ia sudah pensiun nanti.
Dan bentuk penggalangan massa di GBK kemarin, menurutnya adalah bagian dari cara Jokowi untuk tetap aman di masa pensiun nanti. Sekaligus ini juga bagian dari bentuk ketakutan karena dukungan massa yang sangat tinggi untuk Anis Baswedan.
“Meski ada berbagai usaha yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk menjegal Anies melalui kasus hukum, tapi sampai hari ini semua gagal. Karena Anies bersih. Dan secara de facto semakin sulit untuk menjegal langkah Anies menuju pilpres,” ungkapnya.
Tak hanya itu, ia juga mengkritik jika aksi relawan Jokowi ini bagian dari srategi kampanye Jokowi untuk memenangkan Ganjar Pranowo.
“Hal terkait acara GBK ini bentuk kampanye nyata, untuk Ganjar ( rambutnya putih ), walau saat di Jateng sebelumnya, dia bilang jangan kesusu nyapres, namun nyatanya Prabowo Subianto. Dan juga Ganjar dia dukung, begitu juga saat undangan partai Golkar nampaknya ia dukung Airlngga ?” tukasnyanya.
Dan adanya bentuk pesan tersirat yang menginginkan agar Jokowi 3 periode. Ini tentunya kesalahan yang sangat fatal.
“Bahkan dia secara pasif pun sudah kampanyekan dirinya untuk presiden 3 periode melalui pembiaran kampanye 3 periode dgn cara undur pemilu. Ini fakta hukum kampanye dalam artian publikasi atau pembiaran melalui beberapa menterinya dan upaya ini tentunya melanggar konstitusi,” tegasnya.
Sehingga Damai berpendapat jika Jokowi tengah melakukan berbagai manuver agar Anies tak berjalan mulus menuju kursi RI-1.
“Kasus-kasus hukum yang bergulir di masa pemerintahan Jokowi itu sangat memprihatinkan. Dan ini tentunya menjadi ketakutan bagi Jokowi karena banyak terjadinya pelanggaran hukum dan kurang terjadinya transparansi dalam banyak hal,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati