RUANGPOLITIK.COM – Sekjen PPP Arwani Thomafi mengungkapkan perbedaan pandangan yang terjadi di internal partai jangan sampai memicu dualisme partai seperti yang pernah terjadi di periode sebelumnya.
Persoalan-persoalan yang muncul di partai harus diselesaikan dengan musyawarah, prinsip saling menghargai satu sama lainnya, dan kepala dingin.
“Saya akan terus mendorong perbedaan-perbedaan ini bisa didudukkan bersama dan tidak berujung pada konflik yang semakin merusak konsolidasi partai apalagi sampai muncul dualisme kepengurusan,” pungkas Arwani dalam keterangan tertulis, Selasa (6/9/2022).
Berita Terkait:
Suharso Dicopot Dari Ketum PPP, Golkar: Tidak Ada Perubahan di KIB
Pemecatan Suharso Bakal Berdampak ke KIB, PPP Bisa Mencari Koalisi Baru
Pengamat Soal Pemecatan Suharso, Verifikasi PPP di KPU Terancam
Alzier: Sudah Benar Suharso Diberhentikan Dari Ketum PPP
Menurutnya, Mukernas yang diselenggarakan akhir pekan lalu seharusnya menunggu kehadiran Ketua Umum Suharso selepas kunjungan kerja di luar negeri sebagai Menteri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas guna meminimalisir konflik dan masalah baru.
“Sedang berada di pesawat dari Paris menuju Jakarta. Beliau mendengar adanya keinginan rapat itu via telpon dan WA dan minta ditunda satu hari, karena perjalanan membutuhkan waktu 17 jam,” ungkap Arwani.
Arwani menyatakan konflik dan dualisme kepengurusan telah menguras energi seluruh kader dan alat kelengkapan partai yang memberi dampak konkret terhadap perolehan suara dalam Pemilu 2019 lalu.
“Konflik internal pada periode lalu telah memberi pelajaran penting bagi kita semua, bahwa konflik sama sekali tidak memberi dampak positif bagi partai, tapi jelas merusak konsolidasi partai. Dan ingat bahwa 39 kursi turun menjadi 19 kursi di Pemilu 2019 adalah buah dari konflik selama 3 tahun dari 2014 sampai 2016,” pungkasnya.
Ia mendesak Suharso, Mardiono, dan para senior PPP agar dapat bermusyawarah atas dinamika yang terjadi saat ini dengan mengedepankan kepentingan partai dan ada jalan tengah yang baik buat partai. (ZSR)
Editor: Zulfa Simatur
(RuPol)