Selain karena faktor dukungan dari Prabowo-Gibran, Meutya juga menyebut partainya mendukung keberlanjutan program Presiden Joko Widodo.
RUANGPOLITIK.COM – Dikutip dari real count Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif atau Pileg 2024 hasil sementara, menunjukan Partai Golkar di posisi ke-2 yaitu memperoleh 9.465.026 suara atau 14,38% pada pukul 13.00 WIB. Real count peroleh suara untuk Pileg baru mencapai 56,47%.
Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO) DPP Partai Golkar, Meutya Hafid, mengakui, kenaikan perolehan suara partainya di pemilihan legislatif karena efek ekor jas dari pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
“Pasti dong, efek Pak Prabowo juga kita rasakan. Elektoral efek juga tinggi dan tentu bersama Mas Gibran,” ujar Meutya di Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman di Jl. RC. Veteran Raya No.178, Bintaro, Kec. Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Senin (19/2/2024).
Selain karena faktor dukungan dari Prabowo-Gibran, Meutya juga menyebut partainya mendukung keberlanjutan program Presiden Joko Widodo. Dia menilai hal itu menjadi daya tarik masyarakat yang mendukung keberlanjutan kerja dan capaian Jokowi.
“Tentu kepemimpinan Pak Airlangga menjadi salah satu faktor yang terutama terhadap keberhasilan kita di Pileg ini. Kader yang militan menjadi poin penting, kami juga banyak mengangkat keberhasilan Pak Jokowi sebagai presiden,” kata Meutya.
Selain itu Meutya optimistis, partainya memiliki peluang untuk menduduki kursi ketua di DPR RI. Dia yakin suara Golkar selama pemilu legislatif merata hampir seluruh wilayah di Indonesia.
“Ya optimis kan harus, untuk saat ini kan suara-suara menunjukkan kita cukup baik, artinya tidak hanya dari perolehan, tapi juga dari sebaran,” tukas Meutya.
Walaupun partainya berada pada urutan kedua setelah PDIP pada hitung cepat suara Pileg DPR RI, tetapi dia optimistis hal tersebut masih membuka kesempatan bagi partai berlogo beringin untuk memperoleh kursi DPR 1. Meutya menuturkan, syarat partai bisa duduk menjadi ketua di DPR bukan hanya jumlah suara namun sebarannya.
“Karena kalo untuk DPR 1 yang penting itu juga bukan jumlah suara tapi sebaran kursi. Nah Golkar ini cukup merata,” pungkas Meutya.(BJP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)