RUANGPOLITIK.COM – Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, telah menyusun visi, misi, dan program kerja dibeberkan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Salah satu yang masuk dalam gagasan itu adalah Dana Abadi Pesantren dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) Lansia.
Poin dana abadi pesantren masuk dalam rangka penguatan sistem peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
“Meluncurkan program dana abadi pesantren sebagai implementasi UU No.18/2019 tentang Pesantren,” isi dari dokumen tersebut yang dikonfirmasi, Jumat (27/10/2023).
Pada halaman lain, dana abadi pesantren masuk sebagai bagian dari program prioritas yakni untuk penguatan pendidikan, sains, dan teknologi seeta digitalisasi. Di mana, hal itu dinilai sebagai keharusan untuk memperkuat kemandirian bangsa.
Prabowo-Gibran menilai inovasi akan lahir seiring dengan kemajuan dibidang kualitas pendidikan, penguasaan sains, dan teknologi. Untuk itu, pihaknya mau mengupayakan dana riset pihaknya mau mengupayakan dana riset dan inovasi mencapai 1,5-2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dalam lima tahun.
“Kebijakan pemerintah dalam berinvestasi yang mendukung pendidikan, sains dan teknologi, serta digitalisasi merupakan suatu keharusan dalam memperkuat kemandirian bangsa. Ini di antaranya dilakukan melalui pengembangan dana abadi pendidikan, dana abadi pesantren, dana abadi kebudayaan, dan dana abadi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Selain itu, Prabowo-Gibran memiliki delapan program hasil terbaik cepat yang akan dikawal langsung olehnya jika terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Program ini diklaim sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu programnya adalah melanjutkan dan menambahkan program kartu-kartu kesejahteraan sosial, serta kartu usaha untuk menghilangkan kemiskinan absolut.
Di dalamnya yang pernah diorasikan Gibran sebagai program tambahan adalah KIS Lansia.
“Sekarang sudah ada KIS, ada KIP, PKH, nanti saya tambahkan lagi KIS lansia,” kata Gibran di Indonesia Arena GBK, Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Meski begitu, di dokumen tertulis bahwa program seperti KIS Lansia akan dilanjutkan, bukan ditambahkan. Program yang ditambahkan seperti Kartu Anak Sehat, serta kredit usaha startup dan kredit untuk para milenial untuk peningkatan wirausaha, memberantas kemiskinan, serta peningkatan Indeks Pembangunan Manusia.
“Program-program seperti KIS, KIS Lansia, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Sembako, Kartu Prakerja, MEKAR dan Program Keluarga Harapan akan dilanjutkan dan menambahkan Kartu Anak Sehat. Selain itu program Kredit Usaha Tani, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, Produksi Pangan Rakyat, Nelayan, Pesisir, Industri Hilir UKM, Kredit untuk usaha startup dan kredit untuk para milenial akan didorong, diperluas dan diperbanyak,” beber dokumen tersebut.
Prabowo-Gibran dalam dokumennya menilai masih ada kemiskinan absolut menunjukkan pembangunan ekonomi belum optimal dan belum merata. Untuk itu, negara wajib memberikan perlindungan sosial untuk warga miskin.
“Maka dari itu, negara harus melanjutkan program tersebut dan ditingkatkan menjadi perlindungan sosial sepanjang hayat dengan target angka kemiskinan di bawah enam persen, serta mencapai status pembangunan manusia sangat tinggi (IPM di atas 80),” tulisnya.
Untuk diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati mengatakan, Dana Abadi Pesantren dan KIS Lansia menjadi perbincangan karena sudah ada di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sri Mulyani menyebutkan bila dilihat dari APBN 2024 hal tersebut sudah diketok.
“Dilihat saja APBN 2024 kan sudah diketok ya. Mengenai apa program-program, mungkin saya nggak sebut populis, tapi yang pemihakan kepada masyarakat. Itu sudah ditetapkan dalam UU APBN,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTA, Rabu (25/10/2023).
“Umpamanya anggaran perlinsos di 2024 kalau tidak salah Rp 487 triliun. Jadi nanti program seperti PKH, kartu sembako, PIP, KIP Kuliah, bantuan PBI untuk masyarakat tidak mampu termasuk lansia, bantuan subsidi listrik, subsidi energi, BBM, subsidi LPG, itu masih semuanya ada. Dana abadi juga disampaikan kita sudah punya dana abadi yang sekarang ini,” tambahnya.
Editor: M. R. Oktavia
(Rupol)