Dikatakan Dede, pada Pilkada tersebut pasangan Anies-Sandi tidak terlalu diunggulkan. Mengingat, pada beberapa hasil survey selalu kalah dari Ahok-Djarot.
RUANGPOLITIK.COM – Komisaris Independen PT Pelni Kristia Budhyarto atau Dede Budhyarto, tiba-tiba mengungkit peristiwa Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Seperti diketahui, pada Pilkada tersebut, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mampu mempecundangi pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
Dikatakan Dede, pada Pilkada tersebut pasangan Anies-Sandi tidak terlalu diunggulkan. Mengingat, pada beberapa hasil survey selalu kalah dari Ahok-Djarot.
“Ini yang dibilang buta mata hatinya,” ujar Dede dalam cuitan Twitternya (2/10/2023).
Tambahnya, tidak ada Lembaga Survey yang mengunggulkan Anies-Sandi pada Pilkada 2017 tersebut.
Mereka pun mampu memenangkan pertarungan, kata Dede, karena menggunakan cara brutal sepanjang sejarah.
“Tidak ada lembaga survey yang mengunggulkan di Pilkada DKI 2017, maka digunakanlah cara paling brutal sepanjang sejarah,” Dede menuturkan.
Di antara cara brutal yang digunakan pasangan Anies-Sandi menurut Dede, jualan ayat, mayat, hingga demo berjilid-jilid.
“Jualan ayat, mayat, demo berjilid-jilid untuk meraih kemenangan,” tukasnya.
Dede pun menyinggung bakal Capres Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) itu untuk tidak melupakan peristiwa Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
“Anda Anies Baswedan ndak usah pura-pura lupa dengan cara kotor yang digunakan di Pilkada DKI 2017,” tandasnya.
Untuk diketahui, Pasangan cagub-cawagub nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno tak terbendung di posisi atas dengan perolehan 57,95 persen suara pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Dilihat pada m website KPU RI, pasangan Anies-Sandi unggul dengan perolehan suara 57,95 persen.
Pasangan yang diusung oleh Gerindra dan PKS ini meraih 3.240.057 suara.
Sementara itu, pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta nomor urut 2 Ahok-Djarot mendapatkan 42,05 persen suara.
Sebanyak 2.351.141 suara tercatat memilih pasangan yang diusung oleh PDIP, Golkar, Hanura, dan NasDem itu.
Pada Pilpres 2024 mendatang, Anies kembali ikut bertarung setelah mendapatkan dukungan dari Partai NasDem, PKS dan PKB.
Kali ini, Anies bakal berpasangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Sejauh ini, dari tiga nama yang digadang-gadang bakal maju pada Pilpres 2024, baru Anies yang telah mendeklarasikan Bacawapresnya.
Adapun Ketua Umum Partai Gerindra dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) belum menetapkan Bacawapres. Hal yang sama pada kubu PDIP, Ganjar Pranowo masih berpikir keras soal penentuan nama wakil.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)