Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay meminta PKB menyampaikan secara terbuka jika benar partai tersebut keluar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan bergabung dalam Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP).
RUANGPOLITIK.COMPartai NasDem menyampaikan isyarat kuat akan berkoalisi dengan PKB untuk mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal capres- cawapres di Pilpres 2024.
Mencuatnya duet Anies-Cak Imin langsung menhebohkan panggung politik jelang Pilpres 2024 mendatang.
Apakah dengan demikian PKB telah memutuskan meninggalkan Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang sebelumnya Bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya?
Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay meminta PKB menyampaikan secara terbuka jika benar partai tersebut keluar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan bergabung dalam Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP).
“Jika benar PKB akan bergabung dengan KPP, sebaiknya disampaikan saja secara terbuka. PKB sudah sepantasnya pamitan dengan semua partai Koalisi Indonesia Maju, sikap itu tentu akan sangat patriotik dan kesatria,” kata Saleh saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (1/9).
Pria kelahiran 5 April 1974 itu mengatakan, jika benar PKB bergabung ke KPP, maka sebaiknya partai politik yang berada di KIM diberi tahu secara resmi agar tidak ada tafsir yang salah dan tidak tepat.
Dia mengungkapkan, sampai saat ini informasi terkait keluarnya PKB dari KIM, diperoleh dari media yang disampaikan pengurus DPP Partai Demokrat.
“Sampai sekarang informasinya masih diperoleh dari media, itu disampaikan oleh pengurus Partai Demokrat. Apakah benar akan pindah atau masih tetap bersama, belum ada pemberitahuan dari PKB,” kata Saleh.
Saleh mengatakan PAN menghormati jika benar PKB bergabung dengan KPP.
Dia menilai keputusan itu adalah tindakan terbaik yang memang harus diambil PKB karena sejak Golkar dan PAN mendukung Prabowo, ada kesan tidak nyaman dari PKB.
“Kita sama-sama sudah paham bahwa PKB terkesan khawatir terhadap adanya kompetitor lain dalam penentuan cawapres Prabowo. Andaikata Cak Imin disepakati sebagai cawapres Prabowo, pasti PKB akan tetap di Koalisi Indonesia Maju,” katanya.
Keluarnya PKB dari KIM, kata Saleh, bukan terkait bergabungnya Golkar dan PAN, serta bukan soal perubahan nama koalisi.
“Ini adalah manuver PKB untuk mencari tempat bagi Cak Imin sebagai cawapres. Pada banyak kesempatan, hal ini disampaikan para pengurus PKB secara terbuka,” ujarnya.
Saleh menjelaskan bahwa KIM belum pernah secara khusus membicarakan bakal cawapres pendamping Prabowo. Saat ini, menurut dia, tahapannya masih pengumuman nama dan penyusunan agenda bersama.
“Soal cawapres, akan ditentukan kemudian dengan pendekatan musyawarah mufakat. Semua partai akan dilibatkan secara adil dan setara,” katanya.
Dikatakan, di internal KIM tidak ada yang ditinggalkan karena semua dilibatkan dan diajak bicara.
Saleh Partaonan Daulay mengatakan kalau ada yang merasa ditinggalkan, itu mungkin hanya cara untuk mencari jalan keluar yang halus sehingga tidak elok keluar tanpa ada alasan.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)