Putin menyatakan meskipun inisiatif perdamaian dari negara-negara Afrika itu sedang dilaksanakan, ada beberapa ketentuan yang sulit atau tidak mungkin diterapkan.
RUANGPOLITIK.COM —Vladimir Putin menyebut Rusia tidak menolak untuk membicarakan perdamaian dengan Ukraina. Akan tetapi, ia menegaskan serangan balik yang dilakukan pasukan Ukraina akhir-akhir ini telah membuat upaya mewujudkan pembicaraan damai menjadi sulit.
Putin mengungkapkan, Ukraina sebelumnya melancarkan serangan menggunakan drone ke arah jembatan Krimea serta pusat pemerintahan ibu kota Moskow.
Selain itu, Putin tidak menampik bahwa inisiatif negara Uni Afrika yang dibahas dalam pertemuan tingkat tinggi di Kota St. Peterseburg, Rusia belum lama ini memiliki potensi guna menjadi pokok dasar bagi terciptanya perdamaian konflik perang tersebut.
Putin menyatakan meskipun inisiatif perdamaian dari negara-negara Afrika itu sedang dilaksanakan, ada beberapa ketentuan yang sulit atau tidak mungkin diterapkan.
Menurut pembahasan usulan damai tersebut, langkah-langkah membangun kepercayaan menjadi awal dari proses negoisasi yang dapat dimulai untuk konflik Rusia dan Ukraina.
Namun, sejauh ini belum ada tanggapan resmi soal hal tersebut dari pihak Ukraina.
Setelah langkah-langkah membangun kepercayaan, inisiatif perdamaian dari Uni Afrika menyarankan agar diikuti dengan perjanjian penghentian permusuhan antara Rusia dan Ukraina, serta dilanjutkan dengan adanya negoisasi terhadap negara-negara Barat.
Oleh karena itu, Presiden Rusia tersebut mengatakan bahwa salah satu poin dalam inisiatif ini adalah gencatan senjata.
Namun, menurut Putin, hal tersebut saat ini menjadi sulit karena Kiev terus melakukan serangan dan operasi ofensif strategis skala besar.
“Tentara Ukraina terus menyerang, mereka menerapkan operasi skala besar. Kami tidak bisa menghentikan serangan tersebut saat diserang,” ungkap Putin, dikutip dari Reuters pada Senin, 31 Juli 2023.
Lebih jauh, Putin menegaskan bahwa Rusia sejatinya tidak menolak memulai pembicaraan damai dengan Ukraina.
“Kami tidak menolak pembicaraan damai. Agar proses ini bisa dimulai, diperlukan kesepakatan dari kedua pihak,” ujarnya menambahkan.
Sebelumnya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menolak adanya usulan gencatan senjata tersebut.
Alasan penolakan itu, kata dia, akan memberikan waktu untuk konsolidasi dan pengumpulan pasukan setelah invasi selama 17 bulan ini.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)