RUANGPOLITIK.COM-Luas daratan di Bali, terutama di pesisir menyusut 50 Km persegi dalam 5 tahun belakangan. Penyusutan terjadi umumnya karena dampak abrasi di pantai
“Luas Provinsi Bali saat ini sekitar 5590,15 kilometer persegi. Terdiri dari 9 kabupaten dan kota, 57 kecamatan, 716 desa (dan) kelurahan dan 1.493 desa adat. Saya perlu menyampaikan, lima tahun lalu luas Provinsi Bali masih 5.646 kilometer persegi. Jadi kira-kira mengalami penurunan sekitar 50 kilometer persegi. Ini akibat abrasi pantai, bencana alam, serta berbagai gejala alam lainnya,” kata Gubernur Bali Wayan Koster pada sidang paripurna ke-23 di Kantor DPRD Bali, Rabu (28/6/2023).
Menurutnya, Pulau Bali memiliki 24 gunung. Gunung Agung di Kabupaten Karangasem dan Gunung Batur di Kabupaten Bangli, merupakan gunung berapi yang masih aktif.
Laut dan pantai di wilayah Bali sepanjang 633,2 kilometer. Kemudian, untuk kawasan konservasi maritim di Pulau Bali ada empat danau yaitu Danau Batur, Buyan, Beratan, dan Tamblingan.
“Kita bersyukur, pulau kecil tapi memiliki empat danau,” jelasnya.
Koster juga menyampaikan bahwa Pulau Bali memiliki 244 sungai aktif. Lima tahun lalu sebenarnya jumlahnya lebih dari 244m namun tapi sudah mati. Juga ada 22 air terjun yang dijadikan obyek wisata.
“Yang sekarang ini (sungai) yang hidup di musim kering dan musim hujan, airnya mengalir. Ada 22 air terjun yang dijadikan objek wisata, jadi ada juga yang tidak jadi objek wisata,” jelasnya.
Sementara, luas hutan di Pulau Dewata sebanyak 136.827 hektare atau sekitar 24,48 persen dari luas daratan Provinsi Bali, dan untuk lahan pertanian di Bali ada 563,666 hektare dan bukan pertanian 203.972 hektare. “Pesan undang-undang 30 persen (luas hutan). Jadi kurang lagi 5,6 persen,” ujarnya.
Saat ditanya terkait penyusutan luas lahan di Pulau Bali, pihaknya menyatakan bahwa faktor yang paling banyak karena abrasi di pantai. “Salah satunya yang paling besar faktornya karena faktor abrasi. Jadi, karena itu ke depan saya akan memohon dukungan Menteri PU untuk senderan di pantai itu,” ujarnya.
“Jadi harus ada penyangga. Sekarang kan sudah mulai berjalan tapi sedikit. Dari luasan pantai kita yang baru kita tangani dengan penyangga itu sedikit. Ini harus diperbanyak, terutama di Bali selatan itu cepat sekali abrasinya,” ujarnya.
Koster menyebutkan bahwa abrasi bukan dari dampak pembangunan hotel dan lainnya di dekat pantai. “(Berapa meter abrasi) masih jauh, baru 30 persen. Tidak juga (karena dampak pembangunan). Saya tidak mengerti mungkin ada pergeseran, sehingga ada yang turun,” ujarnya.
EDITOR: Adi Kurniawan
(RuPol)