Prabowo Subianto meyakinkan bahwa 12 unit pesawat tempur tersebut masih dalam kondisi yang bagus. Menurutnya, pesawat canggih itu masih bisa digunakan, minimal hingga 15-20 tahun ke depan.
RUANGPOLITIK.COM —Indonesia membeli 12 pesawat tempur bekas Angkatan Udara Kerajaan Qatar berjenis Mirage 2000-5. Pembelian ini merupakan upaya Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pesawat tempur Tanah Air.
Pasalnya, pesawat tempur di Indonesia saat ini sudah tua. Keterangan itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto setelah acara The 1st DEFEND ID’s Day di Hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung pada Kamis, 15 Juni 2023.
“Ya jadi sebagaimana diketahui, kita harus bangun kekuatan pertahanan kita, deterrent kita, kekuatan penangkal,” katanya dikutip, Jumat, 16 Juni 2023.
Prabowo Subianto meyakinkan bahwa 12 unit pesawat tempur tersebut masih dalam kondisi yang bagus. Menurutnya, pesawat canggih itu masih bisa digunakan, minimal hingga 15-20 tahun ke depan.
Pembelian 12 unit Mirage 2000-5 beserta perangkat pendukungnya tercantum dalam kontrak jual-beli bernomor TRAK/181/PLN/I/2023/AU yang telah disepakati pada 31 Januari 2023. Diketahui, pembelian pesawat itu bernilai 733 juta euro atau sekitar Rp11,83 triliun.
Sebagai informasi, pembelian Mirage 2000-5 tersebut didasarkan pada Surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 pada 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan.
Kemudian, Surat Menteri Keuangan Nomor: S.786/MK.08/2022 pada 20 September 2022 tentang PSP Tahun 2022 untuk (A) MRCA / Mirage 2000-5 (beserta dukungannya) sebesar 734,53 juta dolar AS atau sekitar Rp10,947 triliun.
Rencananya, pesawat tempur bekas itu dikirim dalam kurun waktu 24 bulan setelah kontrak efektif. Pesawat itu pun nantinya ditempatkan di Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.
“Saat ini, status kontrak dalam proses efektif kontrak,” ujar Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha.
Selain Mirage 2000-5, Kementerian Pertahanan juga berencana mengakuisisi Mirage 2000-9. Diketahui, saat ini sedang dalam tahap negosiasi dengan maskapai penerbangan Emirates.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)