RUANGPOLITIK.COM — Analis komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai, Airlangga dalam situasi Golkar saat ini bisa menjadi penentu pemenang pilpres 2024 jika menjadi cawapres.
Golkar yang hingga kini belum memutuskan koalisi di pemilihan presiden (Pilpres) sangat menguntungkan. Situasi ‘wait and see’ ini menguntungkan untuk posisi cawapres yang masih sangat dinamis.
“Kalau untuk capres amat sulit bagi Golkar dalam hal ini Airlangga, tetapi sebagai cawapres bisa jadi penentu pemenang,” kata Emrus saat dihubungi wartawan, Kamis (8/6).
Menurutnya, ketika Airlangga benar-benar dipastikan menjadi cawapres, kader-kader Golkar dan mesin politik Golkar akan bekerja sampai ke bawah.
“Karena Golkar ini partai yang sangat matang dan dewasa. Mesin politiknya bisa bekerja dengan pengalaman politik yang matang,” kata dia.
Karena itulah, dengan situasi yang menguntungkan ini, Emrus menilai Golkar dan Airlangga harus benar-benar memanfaatkannya untuk proaktif merapatkan diri ke salah satu kandidat.
“Saya pikir Golkar harus segera juga merapatkan diri kepada salah satu kandidat. Jadi tak hanya sekadar menunggu atau wait and see, tapi lebih proaktif tentu dengan kalkulasi di internal kira-kira ke Prabowo atau Ganjar. Kalkulasinya kan peluang menang, ada Airlangga dan Golkar berada di situ, sudah pasti menang karena mesin politik Golkar akan bergerak,” pungkas dia.
Sebelumnya, Partai Golkar menegaskan, hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) partai menguatkan hasil Musyawarah Nasional (Munas) 2019 lalu. Rakernas yang digelar Minggu (4/6) siang tadi, meneguhkan Airlangga Hartarto selaku Ketua Umum untuk turut kontestasi di Pilpres.
Bahkan kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia, wacana Airlangga maju sebagai calon wakil presiden juga dimungkinkan jika merujuk pada Munas tersebut.
“Bisa jadi wakil (presiden) juga bisa jadi presiden. Keputusan untuk ikut pilpres sepenuhnya ada di ketum,” ujar Doli saat ditemui di sela-sela Rakernas Partai Golkar, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Minggu (4/6).(Syf)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)