Baru-baru ini, jagad media sosial dihebohkan dengan aksi Ida Dayak, pelaku pengobatan alternatif, yang bisa menyembuhkan permasalahan tulang masyarakat
RUANGPOLITIK.COM —Budaya pengobatan alterntif di Indonesia masih menjadi hal yang lumrah dan tetap dilakukan meski dunia medis sudah berkembang pesat.
Di setiap daerah pasti ditemukan praktik-praktik pengobatan alternatif yang menawarkan hal menggiurkan, terutama bisa sembuh dengan cepat.
Baru-baru ini, jagad media sosial dihebohkan dengan aksi Ida Dayak, pelaku pengobatan alternatif, yang bisa menyembuhkan permasalahan tulang masyarakat. Dari video yang berseliweran di Twitter dan Instagram, sosok Ida Dayak bahkan bisa meluruskan tangan yang bengkok.
Tak pelak masyarakat sampai berbondong-bondong ingin bertemu dengannya, dan meminta diobati olehnya. Namun Ida Dayak mengaku tak menerima bayaran se-rupiah pun dari orang yang diobatinya.
Cara pengobatan Ida Dayak yang meluruskan tulang orang-orang yang datang kepadanya hanya dengan minyak Bintang khas Kalimantan ini pun mencuri perhatian. Dokter spesialis ortopedi tulang dan traumatology dr. Oryza Satria langsung buka suara terkait pengobatan Ida Dayak.
Oryza tak mau menyalahkan atau membenarkan pengobatan yang dilakukan perempuan bernama asli Ida Andriyani itu. Namun dia menegaskan bahw prinsip medis dalam mengobati tulang adalah tidak boleh menyakiti pasien, apalagi memperparah keadaannya.
“Dalam keilmuan medis, khususnya ortopedi, ada satu prinsip yang wajib diterapkan, yakni first, do no harm, artinya apapun tindakan yang dilakukan pada pasien, sebisa mungkin tak menimbulkan rasa sakit, tak nyaman, hingga nyeri pada pasien,” kata Oryza.
“Intinya jangan membuat pasien merasa kesakitan, baik pengobatan tradisional maupun medis untuk terus mengikuti kaidah tersebut,” ucapnya menambahkan.
Menurut spesialis ortopedi itu, dalam mengobati pasien, terutama dalam dunia ortopedi sudah ada pakem yang harus ditaati. Pasalnya sudah ada standar dari segi anatomi, fisiologi, farmakologi, dan tindakan yang diperlukan seperti tindakan bedah jika harus dilakukan.
Oryza menyebut pengobatan alternatif seperti yang dilakukan Ida Dayak sudah ada banyak macamnya. Bahkan di Indonesia para pelaku pengobatan alternatif menggunakan metode yang berbeda-beda pula.
“Karena variasinya banyak dan keilmuan pengobatan tradisional umumnya secara turun temurun, jadi dokter juga tidak bisa memberikan tanggapan benar atau salah, tetapi misalnya ada pasien pengobatan tradisional, termasuk pasien Ibu Ida datang ke Ortopedi atau bedah tulang, bisa dinilai lebih jauh apakah terapi sebelumnya sudah tepat atau belum menurut medis,” kata Oryza.
Dokter ortopedi ini meminta masyarakat yang berniat datang ke pengobatan alternatif harus mencari informasi terlebih dahulu. Sehingga bisa mendapat penanganan yang tepat, dan tak menyesal di kemudian hari.
“Jadi pikirkan dulu risikonya seperi apa, cari informasi sebanyak-banyaknya dari sumber terpercaya, cocokkan antara keluhan dan diagnosisnya, kemudian konsultasikan ke dokter atau fasilitas Kesehatan terdekat, karena dokter bisa memberikan saran tindakan yang tepat seperti apa,” kata Oryza.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)