Muhammad Kenzie Alfaro, bayi 16 bulan di Bekasi yang mengalami obesitas viral di dunia maya. Kondisinya cukup menyita perhatian, sebab pada usianya kini bobotnya mencapai 27 kg
RUANGPOLITIK.COM —Viral seorang bayi berusia 16 bulan di Bekasi yang mengalami obesitas. Bayi bernama Muhammad Kenzie Alfaro itu memiliki berat badan mencapai 27 kilogram dan terus naik secara tidak wajar sejak memasuki usia MPASI.
Menanggapi kasus itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengarahkan agar Kenzie segera dirawat dan dicover BPJS Kesehatan. Tak hanya itu, Menkes juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Bekasi dan Bupati Kota Bekasi.
Muhammad Kenzie Alfaro, bayi 16 bulan di Bekasi yang mengalami obesitas viral di dunia maya. Kondisinya cukup menyita perhatian, sebab pada usianya kini bobotnya mencapai 27 kg.
Dilansir dari Detikcom, Ibu Kenzie, Pitriah, mengatakan sejak kecil bayinya memang tidak mendapat asupan yang sesuai. Kenzie dikatakan kerap diberi susu kental manis lantaran asi sang ibu tak keluar akibat riwayat pengobatan sakit ginjal.
Di samping itu kondisi keuangan keluarganya juga terbatas. Suami Pitriah hanya pekerja serabutan, sementara kedua kakak Kenzie masih bersekolah yang juga butuh biaya.
“Sebenarnya tidak boleh (dikasih susu kental manis) buat anak umur segini. Habisnya waktu itu udah nggak kerja. Anak sekolah 2, yang satu SMK yang satu TK,” kata Pitriah beberapa waktu lalu.
Menurut Pitriah, Kenzie saat ini belum bisa berbicara, merangkak, atau berjalan seperti anak seusianya. Anak ketiganya itu baru bisa ngesot.
“Ngesot. Jadi duduk, pindah kesini gitu. Tidak merangkak. Dia gitu, pertumbuhannya beda sendiri,” kata Pitriah.
Menurut Pitriah anaknya jarang sakit meski sempat flu-batuk beberapa kali. Tapi usai sakit, berat badan Kenzie tidak pernah berubah seperti kebanyakan bayi pada umumnya.
“Kemarin, saya pulang dari RS Ananda Babelan, pulang-pulang dia sakit. Badannya panas, gatal-gatal. Dia kalau sakit tidak pernah turun beratnya, masih segitu-segitu saja tetap,” ucap Pitriah.
Karena bobot anaknya tersebut, Pitriah juga mengaku kewalahan saat harus menggendong Kenzie.
Lebih lanjut, Pitriah berharap agar buah hatinya dapat memperoleh pengobatan sehingga pertumbuhannya normal seperti anak-anak lainnya.
“Kalau bisa ada yang bantu, bantu tuker susunya gitu. Bantu buat pengobatan juga, harapan saya. Saya pengin kayak anak biasa, normal gitu,” ucap dia.
Jalani pemeriksaan dokter
Saat ini Kenzie telah menjalani memeriksakan kesehatan oleh dokter sejumlah fasilitas kesehatan.
Semula Kenzie sempat menjalani pemeriksaan di Puskesmas Setia Mulya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Namun karena kondisinya yang tidak biasa, Kenzie akhirnya dirujuk ke RS Ananda Babelan.
Setelah menerima pemeriksaan di RS Ananda Babelan, Kenzie akhirnya kembali dirujuk untuk memeriksa kondisinya, kali ini ke RS Hermina Kota Bekasi.
Namun akibat kendala badan Kenzie yang terlalu besar, ia akhirnya kembali dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pemeriksaan nantinya akan dilakukan dengan pendekatan multidisiplin dari sejumlah dokter spesialis.
Biaya penanganan Kenzie nantinya akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Tak hanya untuk pemeriksaan medis, pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi juga turut serta melakukan pemeriksaan dan pemantauan pada Kenzie.
Observasi Obesitas
Kepala Puskesmas Setia Mulya tempat Kenzie menjalani pemeriksaan pertama kali, Siti Jubaidah, hingga kini belum ada penyebab pasti di balik kondisi obesitas Kenzie. Sejauh ini, para dokter baru bisa mendiagnosis kondisi obesitas diidap oleh anak tersebut.
“Seperti disampaikan oleh dokter spesialis penyakit anak konsultannya dan profesor tadi memang bekerja di sini juga di RSCM, bukan karena nutrisi saja. Bisa karena penyakit penyertanya,” kata Jubaidah.
Ahli gizi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Tri Kurniawati menjelaskan bahwa gizi sangat berperan penting dalam tumbuh kembang anak, terlebih saat bayi. Usia 0-24 bulan menjadi sebuah fase kritis dalam perkembangan anak.
Lebih lanjut, penggunaan SKM untuk pengganti susu justru bisa memberikan dampak buruk pada anak. Terlebih jika dikonsumsi secara berlebih.
“Susu kental manis memang banyak digemari, selain rasanya yang enak harganya juga terjangkau, namun akan memberikan dampak negatif pada anak bila dikonsumsi dengan jumlah terlalu banyak,” ucap Tri dalam keterangan resmi yang dikutip detikcom, Kamis (23/2/2023).
Menurutnya konsumsi SKM mungkin membuat anak cepat kenyang lantaran kandungan SKM terdiri dari 50 persen gula. Jika mudah kenyang, anak enggan untuk mengonsumsi makanan lain.
Selain itu, SKM untuk anak juga bisa menyebabkan gizi lain tidak tercukupi. SKM tidak memiliki mikronutrien seperti protein, karbohidrat, lemak, energi, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan oleh anak.
“Pemenuhan dari vitamin larut dalam lemak dan vitamin larut dalam air yaitu vitamin B kompleks (B1, B2, Niacin, B6, asam pantotenik, biotin, asam folat, dan B12) dan vitamin C. Mineral di antaranya berupa Zinc, Yodium serta Fe. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Pulau Jawa dan NTT menunjukkan rutin mengkonsumsi SKM juga dapat membawa gangguan status gizi pada balita,” kata Tri.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)