Lebih Lanjut, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengungkapkan jika hingga saat ini pihaknya masih memantau kondisi banjir, termasuk limpahan air dari Waduk Gajah Mungkur dari Kabupaten Wonogiri
RUANGPOLITIK.COM—Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan, warga yang terdampak banjir di Solo dievakuasi. Selain itu akan ditempatkan di lokasi pengungsian yang layak.
“Yang jelas sekolah dan kelurahan kami gunakan untuk pengungsian,” katanya, Jumat, 17 Februari 2023.
Dalam kesempatan tersebut, Gibran Rakabuming Raka pun menjelaskan bahwa warga terdampak banjir yang sempat mengungsi di pinggir jalan itu disebabkan lantaran tempat untuk mengungsi belum didapatkan.
“Tidak ada warga yang sakit atau mengalami kesusahan atau kesulitan selama masa bencana,” ujarnya.
Lebih Lanjut, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengungkapkan jika hingga saat ini pihaknya masih memantau kondisi banjir, termasuk limpahan air dari Waduk Gajah Mungkur dari Kabupaten Wonogiri.
Gibran Rakabuming Raka pun berupaya memastikan seluruh pompa air telah menyala, sehingga nantinya air yang menggenangi pemukiman dapat segera surut.
“Habis ini saya langsung muter ke beberapa lokasi. Yang jelas kami pastikan makanan dan obat-obatan tersedia. Mudah-mudahan siang ini surut,” ucapnya.
“Saya sudah komplain ke BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), ini nanti ditindaklanjuti. Yang jelas kalau misalnya dapat limpahan air dari Wonogiri hendaknya koordinasi. Kami antisipasi lagi,” tuturnya kepada awak media.
Berdasarkan data sementara, terdapat setidaknya 10.000 jiwa yang terdampak banjir di Solo, Jawa Tengah sejak Kamis, 16 Februari 2023 sore. Hingga saat ini, sebagian dari mereka pun telah mengungsi.
Menurut keterangan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta Nico Agus Putranto, hingga Kamis, 16 Februari 2023, pukul 20.30 WIB, sebagian warga dari 15 kelurahan telah berada di pengungsian. Namun, data tersebut masih akan terus berkembang.
“Ada warga yang bertahan di rumah, ada yang di kantor kelurahan. Yang mengungsi ada warga dari 15 kelurahan,” ujarnya.
“Untuk penyediaan logistik, ada yang mandiri juga di beberapa kelurahan. Kalau kami masih fokus di evakuasi dan pengungsian,” katanya.
Adapun, sejumlah kelurahan yang terdampak banjir, di antaranya adalah Kelurahan Jagalan, Gandekan, Semanggi, Joyosuran, Sangkrah, Kedunglumbu, dan Tanjung Anom kota.
“Itu terjadi di 15 kelurahan, ketinggiannya sekitar satu sampai 1,5 meter,” tuturnya.
Nico mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan jika wilayah terdampak banjir akan bertambah. Ia pun menyebutkan jika kiriman air dari Boyolali juga akan berdampak pada meluapnya Sungai Premulung yang ada di Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan.
“Boyolali hujan deras, ada kiriman air ke Solo, Pajang ada luapan air. Makanya ini datanya (warga terdampak banjir) bisa berkembang lagi,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Nico turut membahas soal keterkaitan dengan Sungai Bengawan Solo. “Karena ini terkait dengan Bengawan Solo, kalau belum surut tidak bisa apa-apa. Namun kami memberikan informasi ke masyarakat melewati perangkat kelurahan,” katanya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)