Gempa di Maluku ini terjadi akibat adanya aktivitas di Laut Banda, guncangan bahkan dirasakan oleh hampir semua penduduk di Maluku hingga Australia. BMKG pun melakukan pemantauan kondisi laut selama dua jam hingga memutuskan untuk mengakhiri peringatan dini tsunami
RUANGPOLITIK.COM—Sejumlah wilayah di Indonesia diguncang gempa pada Senin, 9 Januari 2023 kemarin. Pada pagi hari, wilayah Bantul dan sekitarnya diguncang gempa berkekuatan magnitudo 3,1 pada pukul 5.41 WIB, gempa juga melanda wilayah Pacitan yang juga dirasakan hingga Yogyakarta dengan kekuatan magnitudo 5,9 sekira pukul 19.26 WIB, lalu gempa berkekuatan magnitudo 7,9 mengguncang kawasan pantai Utara Maluku Barat Daya pada Selasa, 10 Januari 2023 pada pukul 00.47 WIB.
Usai gempa yang melanda Maluku tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan diri tsunami. Adapun episenter gempa berada di laut pada jarak 136 kilometer arah barat laut Maluku Tenggara Barat, Maluku di kedalaman 130 kilometer.
Gempa di Maluku ini terjadi akibat adanya aktivitas di Laut Banda, guncangan bahkan dirasakan oleh hampir semua penduduk di Maluku hingga Australia. BMKG pun melakukan pemantauan kondisi laut selama dua jam hingga memutuskan untuk mengakhiri peringatan dini tsunami.
Berdasarkan penuturan dari Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, peringatan dini tsunami diakhiri usai adanya proses permodelan dan pengamatan di area terdampak gempa. Peringatan dini tsunami diakhiri oleh pihak BMKG sekira pukul 3.43 WIB.
“Setelah dua jam dikeluarkannya peringatan dini tsunami, maka BMKG mengakhiri peringatan dini tersebut. Namun kami tegaskan bahwa peringatan ini bukan dicabut, hanya diakhiri. Kami imbau agar masyarakat tetap waspada dan tetap beraktivitas seperti biasa,” ucap Dwikorita, dilansir dari Antara.
BMKG melakukan pemantauan kenaikan titik muka air laut di empat titik selama dua jam untuk melihat kondisi laut setelag gempa, namun tidak ada anomali atau perubahan tinggi muka air laut yang signifikan.
Gempa dirasakan warga Australia
Gempa di Maluku ini juga dirasakan oleh masyarakat Australia, tepatnya di wilayah Darwin di Northern Territory. Untungnya tidak ada potensi yang harus ditakutkan oleh warga negeri Kanguru ini. Namun seluruh wilayah yang memiliki luas 1.800 kilometer di Provinsi Tanimbar merasakan getaran.
Melansir laman 9 News, penduduk asli Darwin bersaksi bahwa dia merasakan gempa sekitar dua menit lamanya. Bahkan dia merasa bahwa gempa yang dialaminya tersebut sangat menakutkan.
“Saya rasa ini adalah yang terburuk yang pernah saya rasakan saat goncangan terjadi dan kemudian guncangan menjadi semakin buruk hingga terlihat agak keras,” ujar Trevor Power, penduduk Darwin.
Rumah yang ditinggali Trevor memang dibangun dengan konstruksi bisa menahan angina topan, namun ia tak menyangka tempat tinggalnya tersebut bisa bergetar sangat hebat.
“Itu berguncang sampai Anda benar-benar bisa mendengar jendela mulai berderak di dalamnya dan mengalir ke titik di mana kami seperti merasakan hal terburuk yang pernah kami rasakan,” katanya menambahkan.
Trevor yang sebelumnya tertidur langsung bangun dan mengevakuasi seluruh keluarganya untuk keluar rumah. Namun ia masih bisa mendengar suara gemuruh, mobil masih bergetar, tanah masih terasa bergetar, dan anjing-anjing tak berhenti melolong.
Gempa susulan
Usai gempa melanda Maluku pada pukul 00.47 WIB dini hari, terjadi gempa susulan hingga pukul 4.00 WIB dengan kekuatan yang bervariasi. Berdasarkan data BMKG terpantau ada empat aktivitas gempa susulan dengan mangitudo terbesar 5,5 dan terkecil magnitude 4,1.
Pada Senin, 9 Januari 2023 kemarin, Maluku hingga tenggara Buru Selatan juga diguncang gempa berkekuatan magnitude 4,2 pada pukul 10.37 WIB.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)