Dalam dakwaan yang dibacakan jaksa pada 17 Oktober lalu, Richard menembakkan pistol Glock-17 MPY851 sebanyak 3-4 kali ke arah depan Yosua yang setengah berlutut sambil mengangkat tangan di ruang tengah lantai satu rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga pada 8 Juli. Yosua jatuh tertelungkup
RUANGPOLITIK.COM —Saksi ahli forensik digital mengungkap percakapan WhatsApp antara Ferdy Sambo dengan Richard Eliezer Pudihang pasca pembunuhan Brigadir Yosua menanyakan kabar dan sempat menyinggung Kapolri.
Ahli Digital Forensik Puslabfor Polri Adi Setya mengungkapkan percakapan itu terjadi pada 19 Juli 2022 pukul 3.48 WIB. Isi percakapan itu akun WhatsApp Ferdy Sambo bertanya kondisi Richard. Kemudian ia menyinggung Kapolri.
“Akun WA Irjen Ferdy Sambo mengirimkan kalimat ‘Kamu sehat ya? Kemudian, ‘Bapak kapolri menyampaikan kalau ada yang enggak nyaman laporkan saya segera, biar saya laporkan Bapak Kapolri’,” kata Adi membacakan pesan Ferdy Sambo kepada Richard.
Kemudian akun WhatsApp atas nama Richard hanya menjawab ‘Siap sehat Bapak, Siap baik Bapak’.
“Kemudian ditanggapi oleh akun WA Ferdy Sambo, ‘Buat tenang keluarga di Manado ya Cad. WA saya kalau ada yang tidak enak di hati kamu’,” kata Adi. “Kemudian dijawab oleh akun WA Richard ‘Siap baik Bapak’. Kemudian ditanggapi lagi oleh akun WA Ferdy Sambo.”
Namun penjelasan Adi disela oleh jaksa yang menanyakan apakah keterangan ini sesuai Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
“Artinya ahli ini sesuai dgn BAP?” tanya jaksa.
“Iya,” kata dia.
Adi Setya adalah salah satu dari lima saksi ahli yang dihadirkan jaksa dalam sidang hari ini. Saksi lain yang hadir yaitu Muhammad Mustofa (Ahli Kriminologi), Farah Primadani Karouw (Ahli Forensik & Medikolegal), Ade Firmansyah S (Ahli Forensik & Medikolegal), dan Eko Wahyu B ( Ahli Inafis).
Dalam dakwaan yang dibacakan jaksa pada 17 Oktober lalu, Richard menembakkan pistol Glock-17 MPY851 sebanyak 3-4 kali ke arah depan Yosua yang setengah berlutut sambil mengangkat tangan di ruang tengah lantai satu rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga pada 8 Juli. Yosua jatuh tertelungkup.
Dalam kondisi masih hidup dan mengerang, Richard dalam kesaksiannya mengatakan Ferdy Sambo, dengan memakain sarung tangan, menghampiri tubuh Yosua dan menembakkan pistol ke arah belakang kepala.
Tarikan pelatuk itu untuk memastikan Yosua tewas. Kemudian, mantan Kepala Divisi Propam Polri itu menembakan pistol HS-9 dengan nomor seri H233001 milik Yosua beberapa kali ke arah dinding atas tangga dan menempelkan pistol itu ke tangan kiri Yosua. Siasat itu untuk mengecoh penyidik.
Eksekusi Yosua berlangsung antara pukul 17.11-17.16 ketika Ferdy Sambo tiba di rumah dinas Kompleks Polri Duren Tiga. Ferdy Sambo memegang leher belakang Yosua dan mendorongnya hingga berada di depan tangga lantai satu.
Yosua berhadapan dengan Ferdy Sambo dan Richard Eliezer, sementara Kuat Ma’ruf berada di belakang Ferdy Sambo dan Ricky Rizal bersiaga apabila Yosua melawan.
Kuat Ma’ruf juga menyiapkan pisau yang ia bawa dari Magelang untuk berjaga-jaga apabila Yosua melawan. Adapun Putri Candrawathi berada di kamar lantai satu yang hanya berjarak tiga meter dari posisi Brigadir J.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)