Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kebijakan tentang kenaikan harga BBM kali ini adalah pilihan terakhir yang diambil oleh pemerintah
RUANGPOLITIK.COM –Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar aksi demo penolakan terhadap kenaikan harga BBM di Istana Negara, Kamis (15/9/2022).
Kenaikan harga BBM yang sebelumnya diputuskan pemerintah menuai polemik di tengah masyarakat.
Mereka memberi nama aksi mereka dengan sebutan “Seruan Aksi Seruduk Istana” untuk menolak kenaikan harga BBM.
“Saat kenaikan BBM dinyatakan naik merakit, disitulah rakyat mulai menjerit. Keresahan dirasakan oleh semua rakyat Indonesia.
“Maka dari itu, panggilan untuk KM IPB tanpa terkecuali untuk membersamai perjuangan sampai titik darah penghabisan,” katanya seperti dikutip RuPol dari akun Instagram BEM IPB, @bemkmipb.
Ada tiga tuntutan yang akan mereka perjuangkan, pertama menuntut dan mendesak pemerintah untuk mencabut keputusan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM),
Kedua menuntut dan mendesak pemerintah untuk menerapkan regulasi pemakaian BBM bersubsidi secara tegas.
Ketiga menuntut dan mendesak pemerintah untuk menunda proyek strategis nasional yang tidak berdampak langsung kepada masyarakat dan mengalihkan anggaran ke subsidi BBM.
Mereka membagi aksi penolakan terhadap kenaikan BBM tersebut menjadi tiga kloter.
Di antaranya kloter pertama pukul 8.00 WIB, kloter kedua pukul 10.00 WIB, dan kloter ketiga pukul 12.00 WIB.
Pada 3 September lalu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM.
Pengumuman tersebut disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Kebijakan tersebut tuai protes dari berbagai pihak karena tidak tepat dengan kondisi rakyat saat ini.
Jokowi menyampaikan bahwa kebijakan tentang kenaikan harga BBM kali ini adalah pilihan terakhir yang diambil oleh pemerintah.
“Ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM. Sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini subsidi akan alami penyesuaian,” tukas Jokowi.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)