RUANGPOLITIK.COM –Ratusan sopir angkot di Purwakarta, Jawa Barat, menggelar aksi demo secara serentak pada Senin, 5 September 2022 kemarin.
Aksi yang digelar sebagai bentuk kekecewaan terhadap naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) itu pun membuat ruas jalan Purwakarta sempat lumpuh.
Bagaimana tidak? para sopir angkot dari berbagai jurusan tumpah ke jalan, melakukan aksi demo secara besar-besaran.
Demo ratusan sopir angkot ini dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite yang tadinya seharga Rp7.650 menjadi Rp10.000.
Para sopir angkot menuntut agar pemerintah daerah menurunkan harga BBM seperti sebelumnya, jika tidak ada penyesuaian tarif terkait kenaikan harga BBM.
Berita Terkait:
Tolak Kenaikan BBM, Buruh dan Mahasiswa Demo di DPR Hari Ini
NasDem Minta Pemerintah Seragamkan Penjualan BBM
66 Tersangka Penimbunan BBM Bersubsidi Diamankan Polda Jateng
Harga BBM Naik, Pemerintah Tuai Banyak Kritikan
Akibat aksi mogok yang dilakukan sopir angkot ini, para penumpang pun banyak yang terlantar.
Tidak sedikit dari mereka diturunkan di jalan, sehingga kebingungan untuk melanjutkan perjalanan.
Sementara itu, dalam video yang beredar di media sosial, terlihat angkot dengan berbagai warna sesuai jurusan mereka tumpah ruah di jalanan Purwakarta.
Ratusan kendaraan itu tampak memadati jalanan hingga mengakibatkan kemacetan, bahkan jalan Purwakarta dibuat lumpuh.
Banyak kendaraan pribadi yang sulit untuk melewati jalanan tersebut, karena hampir seluruh ruas jalan dipenuhi oleh angkot.
Tampak juga beberapa sopir duduk di atas mobil angkot sambil merekam situasi di lokasi tersebut.
“Ayo, ayo, ayo,” ujar seorang sopir.
Sedangkan sopir lainnya menyerukan agar para pengemudi angkot kompak dan melakukan aksi demo untuk mengecam kebijakan pemerintah.
“Lihat, masa nggak iri melihat kekompakan orang lain?,” ujar sopir tersebut menambahkan, dikutip RuPol dari akun Instagram @infojawabarat, Selasa, 6 September 2022.
“Noh liat kondisi di Kota, tuh mobil yang lain dibalik-balikkan. Kompak dong lur, kompak!,” tuksasnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)