RUANGPOLITIK.COM-Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi menghadiri penanaman jagung perdana wilayah khusus di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) kelas III Sukamara, Kantor Wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) di Desa Natai Sedawak, Kecamatan Sukamara, Rabu (20/7/2022).
Hutan-hutan di Kalimantan Tengah mulai dibuka untuk program ketahanan pangan nasional. Pohon-pohon besar digusur diganti komoditas jagung.Setidaknya selama satu bulan, sekitar 10 hektar hutan dikonversi menjadi kebun jagung.
Program strategis nasional melalui Kementerian Pertanian RI sudah mulai terlihat. Program yang disebut-sebut sebagai program pendukung Food Estate itu mulai membuka kawasan Hutan Produksi (HP) di Desa Tewai Baru, Kecamatan Sepang, Kabupaten Gunung Mas.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Sukamara melalui Program Kerja serta Pembinaan yang diberikan kepada para Warga Binaan terus memaksimalkan penggunaan lahan agar menjadi bermanfaat guna mewujudkan Lapas Sukamara yang produktif.
Pemberdayaan Warga Binaan melalui hal yang positif terus dilakukan salah satunya dengan mengajak Warga Binaan untuk menanam jagung.
Berita Terkait:
Wamentan: Dukungan TNI Menjadi Energi Bagi Kementan Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan
Wamentan Dukung Pemanfaatan Lahan Kopassus untuk Dukung Ketahanan Pangan Nasional
Hadiri Festival Kopi, Wamentan Sebut Peluang Ekspor Kopi Indonesia
Ekspor Tumbuh pada April 2022, Wamentan: Sektor Pertanian Jadi Andalan
“Pengembangan lahan jagung ini juga merupakan perhatian Kemenkumham terhadap ketahanan pangan nasional, dengan memilih Kalimantan Tengah yang menjadi lumbung pangan nasional,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengapresiasi upaya pemanfaatan lahan di lingkungan Kemenkumham.
Menurutnya, pemanfaatan lahan ini tidak saja dapat mendukung ketahanan pangan, tetapi juga kedaulatan pangan nasional.

Lahan yang sudah siap, imbuh Wamentan Harvick Hasnul Qolbi, kemudian ditanami bibit jagung dengan jarak antar masing-masing bibit yang sudah ditentukan. Penggunaan jarak tanam pada tanaman jagung perlu untuk diperhatikan.
Hal ini untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam serta distribusi unsur hara yang merata guna meningkatkan penerimaan intensitas cahaya matahari pada daun agar jagung dapat tumbuh dengan baik.
Wamentan menjelaskan, untuk memperkuat pencapaian ketahanan pangan nasional ini dengan mewujudkan kedaulatan pangan (food soveregnity), kemandirian pangan (food resilience) serta keamanan pangan (food safety).
“Karena national resilience (ketahanan nasional) itu bisa terbentuk kalau memang food resilience (kemandirian pangan)-nya dulu (terbentuk), apalagi soal kedaulatan pangan. Ketahanannya saja harus kita capai dulu, baru kedaulatan,” tukas Wamentan Harvick.
Wamentan pun berharap, program penanaman jagung perdana wilayah khusus ini dapat menjadi role model bagi daerah lainnya.
“Di masa mendatang, kami berharap pengembangan lahan jagung ini dapat semakin berkembang dan menjadi contoh di daerah lain untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Wamentan Harvick turut menyerahkan bantuan bibit jagung ke Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Kalteng.

Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Kalteng
Kemudian dilanjut dengan penanaman jagung di lahan seluas sepuluh hektar bersama Stafsus Menkumham Fajar B.S Lase, Kepala Kanwil Kemenkumham Kalteng Hendra Ekaputra, Bupati Sukamara Windu Subagio, Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas Anang Noegroho Setiomoeljono, serta jajaran Forkompinda Kabupaten Sukamara.
Staf Khusus Menteri Hukum dan HAM (Kemenkumham) bidang transformasi digital Fajar B.S. Lase mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional.
Lase mengungkapkan kegiatan ini merupakan kerjasama antara Kemenkumham, Kementerian Pertanian, dan juga Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

“Mereka dilatih agar ketika keluar dari tahanan bisa mandiri dan memiliki kemampuan sebagai pekerja terampil ,” pungkas B. S Lase. (ASY)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)