Masinton menyebut setiap hasil survei hanya bisa memotret apa yang terjadi kekinian. Menurutnya, survei belum bisa mengukur apa yang akan terjadi di masa depan
RUANGPOLITIK.COM –PDI Perjuangan (PDIP) mengaku tak ambil pusing soal survei yang menyatakan bahwa elektabilitas Puan Maharani tidak akan menaikkan partai jika diusung sebagai calon presiden (capres). Survei itu dilakukan oleh lembaga Charta Politika.
Politisi PDIP Masinton Pasaribu menilai, survei bukan jadi satu-satunya indikator dalam mengambil keputusan soal pencapresan PDIP.
“Survei itu kan salah satu metode, survei itu bukan satu-satunya indikator untuk mengambil keputusan,” tukas Masinton kepada RuPol, Jumat (14/10/2022).
Masinton menyebut setiap hasil survei hanya bisa memotret apa yang terjadi kekinian. Menurutnya, survei belum bisa mengukur apa yang akan terjadi di masa depan.
“Survei itu potret persepsi yang kemarin, survei kan tidak bisa memotret persepsi ke depan,” ulasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan, memang dalam beberapa kesempatan hasil survei kerap digunakan dalam mempertimbangkan keputusan terutama soal pencapresan.
Namun, menurutnya, hal itu hanya sebagai salah satu hal saja.
“Survei itu sebagai sebuah potret yang kami gunakan ya, tetapi bukan satu-satunya dalam variabel untuk memutuskan keputusan,” tandasnya.
Hasil survei Charta menyatakan bahwa jika PDIP mengusung Puan Maharani maka tidak akan meningkatkan suara atau elektabilitas partai.
Justru dalam survei Charta di Jawa Tengah disebutkan Puan malah membuat perolehan suara atau elektabilitas PDIP menurun.
Di sisi lain, jika PDIP lebih memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo justru elektabilitas partai akan meningkat. Disebut bahwa 68,3% responden memilih Ganjar sbagai calon presiden..
“Kalau dimasukan Ganjar, naik cukup tajam. Intinya, bukan soal persennya, Ganjar memperkuat PDI-P secara signifikan, persisnya,” tuturnya. “Yang tanpa Ganjar tadi, itu hanya 28, kalau dimasukan Ganjar jadi 43, naik sekitar 15 persen,” sambungnya.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan Charta pada periode 20 hingga 27 September 2022 kepada 1.200 responden. Adapun, metode survei menggunbakan multistage random sampling yang memiliki margin eror 2,83%.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)