RUANGPOLITIK.COM – Kisruh pelaksanaan Musyawarah Daerah Partai Demokrat Propinsi Riau, Selasa (30/11/2021) menjadi sorotan bagi Kubu KLB Sibolangit yang memilih Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko sebagai ketua umum.
Menurut mereka, kekisruhan itu tanda AHY tidak mampu untuk memimpin partai dan menghadirkan demokrasi di dalam tubuh partai, sehingga menyebabkan kekecewaan kepada kader dibawah.
“Musyawarah Daerah (Musda) dilakukan menggunakan dengan tangan besi, tidak mengikuti AD/ART dan mengangkangi hak-hak konstitusi anggota,” ujar Muhammad Rahmad, Juru Bicara KLB Deli Sibolangit, Rabu (01/12/2021), seperti dikutip dari SindoNews.
Rahmad juga menjelaskan Musda yang dilakukan itu tidak benar, karena jabatan Ketua DPD Asri Auzar itu masih berlangsung sampai Oktober 2022 dan untuk menggantikan sebelum jabatannya berakhir harus ada hal-hal khusus. Pergantian juga dilakukan dalam Forum Musyawarah Daerah Luar Biasa atau Musdalub.
“yang dilakukan DPP Demokrat AHY itu adalah mengganti DPD melalui forum Musda padahal masa jabatan Asri Auzar, Ketua DPD Petahana sampai Oktober 2022. Seharusnya dilakukan di forum Musdalub bukan Musda,” kata Rahmad.
Merasa Dizalimi, Asri Auzar Mundur Dari Demokrat
Sebelumnya disebutkan bahwa Asri Auzar sendiri merupakan pendukung militan AHY, terutama pada saat terjadi gonjang ganjing dalam tubuh Demokrat, dengan dilaksanakannya Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Deli Serdang, bulan Maret 2021 lalu, yang memilih Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Posisinya Asri Auzar terlihat paling lantang untuk melawan KLB tersebut, bahkan dirinya langsung mempimpin DPD dan kader Demokrat se Riau untuk deklarasi dukungan penuh kepada AHY.
Hal ini juga mendapat tanggapan dari Rahmad, yang menyebutkan dengan kejadian kisruhnya Musda ini, kader Demokrat Riau, khususnya Asri Auzar jadi sadar bahwa kepemimpinan AHY itu otoriter.
“Saudara kami di Riau ini akhirnya sadar juga telah diperlakukan semena-mena, otoriter dan tidak adil oleh AHY. Cerita AHY tentang demokrasi itu hanya omong kosong. Praktiknya bertolak belakang dengan yang diucapkan. AHY kembali mempertontonkan praktik alah Hitler di dalam Partai Demokrat,” tutup Rahmad.
(RuPol)